CARITAU MAROS – Khilafatul Muslimin Ummul Quro Mallawa terletak di kawasan pegunungan Desa Barugae, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), berdiri sejak 2008 dibawa oleh mahasiswa IAIN atau UIN Alauddin Makassar.
Pondok pesantren yang kini memiliki sekitar 50 santri itu berjarak 68 km dari kota Maros atau sekitar 100 km dari Kota Makassar. Ponpes Khilafatul Muslimin Ummul Quro bisa dicapai dengan melalui jalur berkelok meninggalkan jalan poros atau jalan utama Maros-Bone.
Baca Juga: Anggota DPRD Takalar yang Melakukan Penganiayaan Terhadap Kekasihnya Minta Maaf
“Khilafatul Muslimin didirikan pada tahun 1997 oleh seorang suci bernama Syekh Abdul Qadir Hasan Baraja,” kata Ustadz Muhammad Ilyas Yunus yang merupakan Amir atau pemimpin Khilafatul Muslimin Ummul Quro Mallawa kepada Caritau.com, di Kantor Ponpes yang terpisah dari areal ponpes, Kamis (9/6/2022).
Syech Abdul Qadir Hasan Baraja yang dimaksud Ustadz Muhammad Ilyas Yunus tak lain pemimpin Khilafatul Muslimin yang kini diamankan polisi di Jakarta pada Selasa (7/6/2022).
"Seiring berjalannya waktu, Khilafatul Muslimin masuk ke Sulawesi Selatan dibawa beberapa mahasiswa dari IAIN (UIN Alauddin). Kemudian salah satu mahasiswa bernama Ustadz Qayyin dari Ambon mendakwahkan ke Mallawa pada tahun 2008," ungkap Ustadz Ilyas membuka sejarah.
Pada saat itu, Ustadz Ilyas pun melakukan dialog dan berdiskusi berbagai persoalan, juga tentang dalil-dalil Khilafatul Muslimin.
"Terus terang kami sebelum masuk khilafah ini, kami aktif di pergerakan dakwah. Saya pribadi pernah menjadi aktivis PKS. Bahkan kami pernah memenangkan salah satu caleg PKS di Maros. Kami sempat memberikan suara terbesar di Kabupaten Maros untuk PKS. Kami juga aktif di organisasi dakwah namanya Persatuan Da'i Bentenge," ujarnya menceritakan.
Setelah berdialog panjang dengan Ustadz Qayyin, Ustadz Ilyas pun memutuskan bergabung dengan Khilafatul Muslimin.
“Beliaulah yang menyampaikan kami di Mallawa ini. Setelah kami diskusi dan jelas hadist dan ayatnya, pada saat itu kami nyatakan masuk bergabung. Kami tujuh orang waktu itu," tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, dibentuklah perwakilan di Mallawa dengan pimpinan pertama Ustadz Muhammad Yunus.
Kemudian terbentuklah beberapa kemas'ulan atau perwakilan kecil di Mallawa, di mana syarat di dalam Khilafatul Muslimin, jika sudah terbentuk tiga kemas'ulan maka sudah bisa dibentuk Keamiran.
"Keamiran Mallawa terbentuk di tahun 2013. Jadi selama 2008 sampai 2013 baru terbentuk Keamiran dan Amir pertamanya adalah saya pribadi. Beberapa tahun kemudian berpindah ke saudara Ustadz Usmin Palalloi yang memimpin sekitar tiga tahun, setelah itu kembali lagi kepada saya sampai sekarang," papar Ustadz Ilyas.
Jadi total sudah 13 tahun Khilafatul Muslimin ada di Mallawa.
“Dan kami tetap seperti itu berdakwah. Dan sampai saat ini kami tidak pernah ada gejala menyimpang," tegasnya.
Lazimnya berdakwah, Ustadz Ilyas dan kawan-kawan juga menghadapi beberapa kerikil di awal. Misalnya isu Khilafatul Muslimin telah melakukan latihan perang di hutan hanya gara-gara mereka memiliki senapan angin.
"Karena memang di khilafah ada istilahnya rihlah (rekreasi). Setiap satu tahun, kami ajak umat yang bergabung untuk santai (liburan). Kadang kami ke gunung, kadang ke laut. Bahkan kami juga pernah ke Maros untuk rekreasi. Dulu kami dilaporkan gerakan tidak benar," bebernya.
Ustadz Ilyas pun sempat diinterogasi oleh penyidik dari Polsek Mallawa selama dua hari.
"Kami terangkan yang sebenarnya. Akhirnya mereka percaya bahwa kami tidak punya senjata. Memang waktu itu ada senapan angin, tapi itu kan bermanfaat kalau di hutan. Bisa untuk menembak burung," katanya.
Kemudian Khilafatul Muslimin Mallawa juga pernah diterpa isu adanya pendanaan dari luar negeri.
"Kami juga pernah diinterogasi oleh anggota DPRD Maros. Saya jelaskan tidak ada dana dari luar negeri, melainkan dana kami sendiri. Termasuk pondok yang kami dirikan ini, dari kami semua. Kami semua berpartisipasi dalam pembangunan termasuk membiayai kebutuhan sehari-hari," bebernya.
Kehadiran khilafatul Muslimin di Kecamatan Mallawa, menurut Ustadz Ilyas, tidak dipermasalahkan masyarakat.
"Cuma memangf ada oknum tertentu yang mengatasnamakan masyarakat. Oknum ini kerap meprovokasi. Saya bilang: begini pak, kalau kehadiran Khilafatul Muslimin dipermasalahkan, silahkan tanya masyarakat,” katanya.
Sementara masyarakat justru membuka tangan.
"Saya itu kalau datang di masjid berpakaian khilafah, biasanya saya langsung disuruh untuk khutbah," bebernya.
Dan masyarakat, menurut Ustadz Ilyas, menyukai khutbahnya.
"Masyarakat suka ceramah kami, karena kami tidak pernah mencari amplop. Kalau dikasih alhamdulillah, tapi kalau tidak alhamdulillah juga. Sebenarnya kami diterima dengan baik,” katanya.
Isu kembali menerpa saat ISIS muncul di dunia dan menyebut organisasinya sebagai khilafah.
“Beberapa oknum pun kembali memiliki kesempatan untuk masuk dan mengatakan kami juga ISIS. Sebenarnya itu lagu lama," ujarnya.
Ustadz Ilyas menegaskan bahwa Khilafatul Muslimin Ummul Quro Mallawa
berdakwah berdasarkan dalil.
“Apa kata ayat, mencontoh pelaksanaan Rasulullah (Muhammad SAW), pelaksanaan sahabat. Di situlah kami. Kalau di luar dari pada itu, maaf kami tidak ada di situ. Betul kami tidak mengikuti mazhab tertentu, karena mazhab kami hanya Rasulullah dan sahabat," pungkasnya.(KEK)
Baca juga:
Markas Khilafatul Muslimin Surabaya Raya Digeledah, Polda Jatim Sita Sejumlah Barang
Polri Periksa Pimpinan Khilafatul Muslimin Wilayah Cirebon
Buntut Khilafatul Muslimin, Regulasi Melawan Sebaran Radikalisme Perlu Diperkuat
BNPT: Khilafatul Muslimin Sebarkan Ideologi Khilafah Berkedok Pengajian atau Dakwah
Penangkapan Pimpinan Khilafatul Muslimin Ternyata Berkat Peran Netizen +62
BNPT: Pemimpin Khilafatul Muslimin Bukan Pendiri Ponpes Ngruki, Tapi Mantan Anggota NII
Polres Sukabumi Pantau Ponpes Khilafatul Muslimin, Periksa Kurikulum Pembelajaran
Kisah Santriwati Ma’had Al-Zaytun yang Pernah Disebut ‘Ibu Kota’ NII KW-9
Pimpinan Tertinggi Ditahan, Khilafatul Muslimin Mallawa Maros Sebut Itu Takdir Allah
Khilafatul Muslimin Mallawa: Bukan Menghancurkan Kebatilan Tapi Mencegah Kemungkaran
Pakar Politik UINSA: Ideologi Khilafah Jangan Dibiarkan Agar Tak Jadi Kekuatan Politik
Baca Juga: Diam-diam, Polisi Endus Dugaan Korupsi Pembangunan Gedung Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
khilafatul muslimin ummul quro mallawa desa barugae kecamatan mallawa kabupaten maros sulawesi selatan uin alauddin makassar
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...