CARITAU JAKARTA – “Kamu sekolah di pesantren Ma’had Al-Zaytun Indramayu itu dicuci otak, agar kamu ikut ajaran sesat mereka!” begitu cemooh Sang Paman kepada TH (21) pada tahun 2009, saat masih duduk di bangku kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI atau SD) Ma’had Al-Zaytun.
Kalimat itu dilontarkan Sang Paman saat TH dan kakaknya yang juga sekolah di Ma’had Al-Zaytun sedang berlibur di rumah kakek mereka di Jakarta Selatan.
Baca Juga: Pengecatan Marka Jalan Pantura
Sang Paman tampaknya terbawa pemberitaan yang heboh kala itu, tentang Ma’had Al-Zaytun yang disebut terkait dengan gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW-9).
Ma’had Al-Zaytun dipimpin oleh Abu Toto yang juga disebut Panji Gumilang, di mana TH dan kawan-kawannya menyebutnya sebagai Syaikh Panji Gumilang.
Menurut Ken Setiawan, mantan anggota NII KW-9 dan kini memimpin NII Crisis Center di Jakarta, Panji Gumilang merupakan pemimpin NII KW-9 yang sukses membangun perekrutan jamaah baru dan pendanaan yang kemudian digunakan membangun kawasan Ma’had Al-Zaytun yang sempat diikhtiarkan sebagai ‘Ibu Kota’ NII KW-9.
Kini, penangkapan terhadap Abdul Qadir Hasan Baraja (AQHB), pemimpin tertinggi Pesantren Khilafatul Muslimin telah mengingatkan kita terhadap Panji Gumilang dan Ma’hád Al-Zaytun. Apalagi Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid secara tegas menyebut AQBH sebagai mantan anggota NII.
Berikut pengalaman TH menjadi santriwati selama 12 tahun sejak usia 5 tahun hingga 17 tahun di Mahad Al-Zaytun mulai MI (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs atau SMP) hingga Madrasah Aliyah (MA atau SMA):
Keluarga saya mengetahui Ma’had (pesantren) Al-Zaytun setelah Abi (Ayah) diberitahu kerabat yang menyekolahkan anaknya di situ.
Saat itu saya masih TK, sementara Kakak sudah masuk SD dan awalnya menolak tawaran Abi untuk sekolah di Ma’had Al-Zaitun Indramayu, karena sangat jauh dari rumah di Jakarta dan tentunya harus hidup jauh dari Abi dan Umi.
Abi pun berinisiatif mengajak kakak melihat Ma’had al-Zaytun. Ternyata kakak yang hobi sepak bola tertarik karena ada lapangan sepak bola yang sangat luas dan da pun setuju sekolah di Ma’had al-Zaytun.
Setahun kemudian, saya langsung mau bersekolah di sana mengikuti Kakak. Namun saat pertama kali melihat Ma’had al-Zaytun, saya sangat menyukai lingkungannya yang bersih dan hijau.
Asramanya sangat nyaman. Setiap kamar diisi 12 santri, terdapat 6 ranjang tingkat, lemari dan rak buku besar, balkon, juga tiga kamar mandi.
Fasilitas yang disediakan buat civitas Ma’had al-Zaytun sangat banyak dan berkualitas. Tidak hanya buat santri, tapi juga fasilitas buat guru, petugas kebersihan dan keamanan.
Untuk kegiatan ekstrakurikuler misalnya, Ma’had Al-Zaytun menyiapkan sangat banyak fasilitas untuk santri. Ada enam lapangan sepak bola karena santri yang berlatih bola sangat banyak. Lalu ada empat lapangan voli, empat lapangan basket, dua lapangan hockey outdoor, satu indoor, dan masih banyak lagi. Ada juga tempat berlatih karate dan tae kwon do.
Untuk bidang seni disediakan band yang digunakan santri jika ada acara angkatan, perayaan hari besar, menyambut tamu yang datang ke Ma’had Al-Zaytun.
Bagi wali santri yang membezuk, Ma’had Al-Zaytun menyiapkan wisma tamu atau hotel. Biasanya yang menginap adalah orang tua santri tingkat Tsanawiyah (SMP) dan Aliyah (SMA) karena mereka pulang satu semester sekali.
Lingkungan Ma’had Al-Zaytun memiliki banyak spot favorit yang sering dikunjungi para santri ketika mengisi libur sekolah di hari minggu. Salah satunya Masjid Rahmatan Lil ‘Alamiin yang juga disebut Masjid 33 lantai.
Masjid Rahmatan Lil Alamin masih dalam proses pembangunan saat saya meninggalkan Ma’had Al Zaytun. Saat itu beberapa santri sering naik sampai ke rooftop untuk mengambil foto nan indah.
Ma’had Al-Zaytun juga memiliki kebun bunga matahari yang dapat dimasuki dengan aturan tidak merusak tatanan tumbuhannya. Kebun bunga matahari juga sering dijadikan tempat berfoto karena banyaknya bunga matahari yang tumbuh indah.
Spot selanjutnya yang menjadi favorit santri adalah kantin yang luas dan menjual beraneka macam makanan dan camilan, juga tempat fotocopy, barbershop untuk santri laki-laki, juga garment.
Dengan berbagai fasilitas, biaya yang harus dikeluarkan setiap santri MI sekitar Rp4 juta setiap semester. Sementara santri MTs dan MA sekitar Rp6 juta sampai Rp8 juta setiap semester.
Saat saya MI, jumlah kelas mulai kelas A sampai kelas P (16 kelas) di mana setiap kelas berisi 20 siswa putra dan putri. Memasuki MTs kelas mulai dipisah enam kelas putra dan enam kelas putri.
Biaya itu untuk membayar administrasi, akomodasi, perawatan asrama ketika santri berlibur, buku paket, ujian sekolah, juga biaya perawatan ekstrakurikuler santri yang diikutinya. Termasuk biaya makan tiga kali dan snack (kue bolu atau roti odading) untuk jam istirahat.
Menu tiga kali makan bervariasi, mulai dari ayam, semur, nasi padang, ikan balado, atau telor rebus.
Saya setiap minggu dikirim Abi uang Rp 130 ribu buat laundry Rp 50 ribu dan sisanya buat jajan.
Kurikulum Ma’had Al-Zaytun, kurang lebihnya sama seperti yang diajarkan di berbagai sekolah. Pelajaran agama terdiri dari Ilmu Fiqih, Al-Qur’an dan hadits, aqidah akhlak, juga sejarah kebudayaan islam.
Pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam itulah dikenalkan kekhalifahan Islam, yakni kekhalifahan di masa sahabat, yakni kekhalifahan Abu Bakar, kekhalifan Umar bin Khatab, Ustman bin Affan hingga Ali bin Abi Thalib. Itu pun sebenarnya diajarkan hanya sekedar mengenalkan.
Kemudian ada mata pelajaran basic seperti Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, Bahasa Arab, IPA; biologi, kimia, fisika, IPS; ekonomi, geografi, sosiologi, matematika, pendidikan kewarganegaraan atau PKN, dan yang lainnya.
Jam belajar untuk MI jam 07.00 sampai 11.00, sementara MTs dan MA jam 07.00-14.00. Setelah itu pulang ke asrama, kemudian mengaji rutin selepas salat maghrib berjamaah hingga menjelang salat Isya. Selepas itu kembali ke kamar masing-masing.
Ketua Yayasan Ma’had Al-Zaytun adalah Syaikh AS Panji Gumilang. Beliau sosok pria yang tegas dan berwibawa. Beliau biasa menjadi imam setiap salat jumat dan salat-salat perayaan hari besar.
Beliau selalu mengisi ceramah serta pembekalan kepada santri pada setiap akhir semester, pada saat pembekalan santri untuk belajar di masyarakat yang disebut dengan Tausyiah Syaikh. Beliau selalu menghantarkan kelulusan santri kelas 12 (3 SMA) untuk terakhir kalinya.
Namun beliau tidak berkeliling di Pondok Pesantren jika hari biasa dan sangat sulit untuk bertatap muka langsung dengan beliau.
Pada sekitar tahun 2007–2008, saat itu datang ke Ma’had Al-Zaytun TVONE dan METROTV untuk meliput kegiatan kami. Saya masih berumur 8 tahun dan tidak mengerti apa maksud dari kedatangan mereka.
Saya dan teman-teman hanya tahu mereka datang untuk meliput. Kami gembira karena bisa masuk televisi meski sekilas. Namun ternyata ada berita miring yang disiarkan pada saat itu, yang kelak baru saya ketahui ketika saya kelas 7.
Dan paman saya, termasuk orang yang termakan berita tersebut dan kemudian mencaci maki Ma’had Al-Zaytun di depan muka saya dan kakak.
Padahal menurut saya, apa yang diberitakan sangat tidak sesuai dengan yang terjadi di dalam Ma’had al-Zaytun. Saya dan kakak, juga Abi dan Umi memilih diam karena yang merasakan apa yang ada di Ma’had Al-Zaytun. Sampai saat ini, terbukti saya dan kakak lulus dengan baik-baik tanpa ada doktrin apapun.(ITA)
Baca juga:
Markas Khilafatul Muslimin Surabaya Raya Digeledah, Polda Jatim Sita Sejumlah Barang
Polri Periksa Pimpinan Khilafatul Muslimin Wilayah Cirebon
Buntut Khilafatul Muslimin, Regulasi Melawan Sebaran Radikalisme Perlu Diperkuat
BNPT: Khilafatul Muslimin Sebarkan Ideologi Khilafah Berkedok Pengajian atau Dakwah
Penangkapan Pimpinan Khilafatul Muslimin Ternyata Berkat Peran Netizen +62
BNPT: Pemimpin Khilafatul Muslimin Bukan Pendiri Ponpes Ngruki, Tapi Mantan Anggota NII
Polres Sukabumi Pantau Ponpes Khilafatul Muslimin, Periksa Kurikulum Pembelajaran
Khilafatul Muslimin Mallawa Maros Punya Tiga Kema’sulan di Dua Provinsi
Pimpinan Tertinggi Ditahan, Khilafatul Muslimin Mallawa Maros Sebut Itu Takdir Allah
Khilafatul Muslimin Mallawa: Bukan Menghancurkan Kebatilan Tapi Mencegah Kemungkaran
Pakar Politik UINSA: Ideologi Khilafah Jangan Dibiarkan Agar Tak Jadi Kekuatan Politik
Baca Juga: BNPT Sebut 148 Teroris Jaringan JII dan JAD Ditangkap Sepanjang Tahun 2023
ma’had al-zaytun indramayu jawa barat panji gumilang nii kw-9 bnpt khilafatul muslimin radikalisme ken setiawan negara islam indonesia al zaytun ponpes al zaytun
d&g prescription glasses [url= https://forums.dieviete.lv/profils/127605/forum/ ] https://forums.dieviete.lv/profils/127605/forum/ [/url] antifungal natural remedies
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...