CARITAU MAKASSAR – Sarifuddin Dg Ngemba (49), seorang lelaki asal Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah berbulan-bulan mencari tahu penyebab pasti kematian anaknya.
Ia juga mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tamalate waktu itu. Namun laporannya hanya diterima di halaman parkir Mapolsek Tamalate.
Baca Juga: Atika Siswi RHIS Makassar Persembahkan Medali Perak PON XXI untuk Sulsel
Diketahui anaknya yang bernama Muh Raul (22) ditemukan meninggal dunia di SD Inpres Jongaya, Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada 26 Maret 2022 dini hari. Ia langsung mendatangi Polsek Tamalate untuk melaporkan kejadian tersebut.
"Pada saat itu saya hanya diterima di parkiran," ungkapnya saat ditemui caritau.com, Senin (11/7/2022).
Ia menceritakan awal kejadian penemuan mayat anaknya. Saat itu ada teman anaknya yang datang menginformasikan bahwa Muh Rahul terkena reruntuhan pagar.
"Ada temannya datang ke rumah sampaikan bahwa anak ku terkena runtuhan," bebernya.
Sarifuddin dan beberapa keluarganya bergegas menuju TKP. Saat melihat kondisi korban yang mengenaskan, pihaknya merasa kematian anaknya tidak normal.
"Muka pecah, mata, gigi, patah leher. Kami merasa kematiannya tidak normal. Bahkan tidak ada ceceran darah. Padahal kalau di situ dia tertimpa reruntuhan pasti ada ceceran darah di reruntuhan. Itulah kami melapor ke polisi untuk mencari tahu penyebab kematian anak kami," bebernya.
Sarifuddin yang setiap hari mencari nafkah dengan berjualan ikan mengatakan kejadian tersebut membuat istrinya syok.
"Sejek kejadian sampai saat ini ibunya masih biasa tiba-tiba menangis kalau mengingat anaknya. Masih syok," jelasnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tamalate, Iptu Gunawan Amin membantah pihaknya mengabaikan laporan ayah korban. Ia menyebut Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) nantinya akan diserahkan ke keluarga korban.
"Bagaimana tidak ditanggapi, sementara berproses. Sudah jalan pemeriksaan. Sudah ada juga PH (penasihat hukum) nya datang. Nanti akan ada penyampaian SP2HP," katanya.
Ia juga mengatakan, ini muncul kembali lantaran saat peristiwa ayah korban enggan dilakukan autopsi.
"Ini kan bapaknya sendiri dulu yang tidak setuju diautopsi akhirnya seperti ini. Ini baru muncul lagi. Dia yang menolak. Nanti perkembangannya akan disampaikan, yang jelas kemarin sudah datang ayah korban dan penasehat hukumnya. Sementara berproses cuma kan butuh waktu juga," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Bersama Masuk Hotel
perjalan berliku seorang ayah di makassar mencari tahu penyebab pasti kematian anaknya kematian tak wajar pembunuhan kriminal makassar sulawesi selatan
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...