CARITAU DHARMASRAYA – Ken Setiawan, mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) yang juga pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center, ikut hadir pada kegiatan cabut baiat 391 anggota NII di Kabupaten Dharmasraya Sumbar dan mengungkapkan pengalamannya terlibat NII.
Saat menjadi pembicara di acara cabut baiat di Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya, Ken mengaku dirinya sudah merekrut anggota baru NII pada periode 1999 hingga 2003 dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga: Ikrar Setia Mantan Kelompok NII Pada NKRI
“Perekrutan menggunakan pendekatan kearifan lokal, itu cukup mudah, dan berefek bagaikan virus yang menyebar, juga tidak mudah ketahuan,” kata Ken Setiawan pada cabut baiat 391 anggota NII Dharmasraya pada Rabu (27/4/2022).
Menurut Ken, setelah anggota berhasil direkrut, jaringan kemudian menyiapkan para anggota baru tadi untuk jadi mesin penghasil uang bagi NII.
Ken memaparkan pengalaman mencari uang bagi NII dengan berbagai cara, salah satunya mengirim anggota untuk menyamar menjadi pembantu rumah tangga di salah satu komplek perumahan mewah di Jakarta.
"Bagi NII, orang yang tidak Islam kaffah atau mendukung Negara Islam adalah orang kafir dan hartanya halal untuk diambil,” katanya.
Setelah diterima sebagai pembantu, anggota tersebut kemudian diminta menjadi pembuka jalan untuk merampok harta benda yang ada di rumah majikan.
“Saat tuan rumah sedang di luar rumah dalam waktu beberapa hari, maka anggota yang menyusup sebagai pekerja rumah tangga tadi bakal mengontak anggota jaringan untuk menjarah harta majikan,” katanya.
“Saya pernah dapat cash dalam sehari di atas Rp1 miliar. Tinggal siapkan lima orang tim kita. Ubah identitas, cari lowongan pembantu di Pondok Indah terus kirim lamaran,” tambahnya.
Menurut Ken, anggota NII tak sekedar piawai menjarah rumah untuk mendapatkan uang, namun kemampuan menyusup ke berbagai elemen masyarakat juga tak bisa dianggap remeh.
Bahkan NII juga mampu menggalang dukungan organisasi masyarakat dan politik agar berafiliasi dengan jaringan teroris.
“NII bahkan dapat menggerakkan sel-sel tidur yang kini telah menyusup ke semua lembaga atau instansi pemerintahan dan swasta,” ujarnya.
Oleh sebab itulah, Ken bersama rekan-rekannya yang sudah insyaf tak akan lelah memberikan segenap waktu dan tenaga untuk memberikan pengetahuan mengenai bahaya NII kepada masyarakat luas.
"Kita mau bilang ke masyarakat, NII itu tidak mewakili agama manapun karena kita diajak untuk melakukan tindakan radikalisme atau memberontak. Mendirikan negara di dalam negara jelas tindakan salah. Jika NII diibaratkan virus, maka kita semua yang harus jadi vaksin untuk menangkalnya,” pungkas Ken.(RIO)
Baca Juga:
GP Ansor Dharmasraya: Jangan Cepat Puas dengan Cabut Baiat NII
Ketua DPRD Dharmasraya: Mereka yang Sudah Cabut Baiat NII Jangan Dikucilkan
Pengakuan Perempuan Peserta Cabut Baiat NII: Tak Tahu di Mana Suami Saya Sekarang
Anggota Negara Islam Indonesia (NII) Terbesar di Sumbar dan Cabut Baiat 391 Warga Dharmasraya
Ketua LKAAM Dharmasraya: NII Mengincar Mereka yang Ekonominya Morat-Marit
Sejarah NII, Kisah Kartosoewirjo Memaksakan Negara Berideologi Islam di Tatar Pasundan
NII Setelah Kartosoewirjo, KW-9 dan Ma’had Al Zaytun Simbol Puncak Kejayaan
Al Chaidar: NII Palsu Terus Dilibatkan dalam Proses Politik di Negeri Ini
Baca Juga: Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Jadi 50 Orang
ken setiawan mantan anggota nii negara islam indonesia negara islam indonesia crisis center cabut baiat 391 anggota nii kabupaten dharmasraya sumbar
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024