CARITAU DHARMASRAYA – Abdul Haris Tuanku Sati, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) tingkat kecamatan di Kabupaten Dharmasraya, menyebut mereka yang sudah dicabut baiat dari Negara Islam Indonesia (NII) umumnya berasal dari kelompok yang lemah secara ekonomi.
"Mereka (NII) mencari orang yang ekonominya morat-marit. Orang kalau ekonominya sudah lemah, gampang didoktrin ketika ada ajaran baru yang masuk," ujar Abdul Haris Tuanku Sati kepada Caritau.com, di Dharmasraya, Sabtu (7/5/2022).
Baca Juga: Ikrar Setia Mantan Kelompok NII Pada NKRI
Sebagai tokoh masyarakat, Abdul Haris Tuanku Sati juga mengatakan bahwa mereka yang ikut di dalam pengajian yang diduga terpapar jaringan NII, dikarenkan kurangnya pengetahuan agama dan budaya.
"Saya sebagai tokoh masyarakat melihat mereka yang ditangkap ini karena ketidaktahuannya. Mereka juga gak tau wujud NII atau yang lainnya. Kasihan mereka, mohon maaf saya harus bilang, umumnya mereka yang dibaiat kemarin kurang secara intelektual dan keilmuan," ujarnya.
Selain itu, Abdul Haris Tuanku Sati mengimbau masyarakat agar jangan mudah percaya kepada pengajian yang mengajak mengubah ideologi negara.
Pria yang dilantik menjadi Ketua LKAAM sejak 2018 ini juga meminta masyarakat lebih berhati-hati memilih guru.
Jangan sampai alih-alih mendalami agama, masyarakat malah terjebak ke dalam jaringan NII.
"Jangan salah pilih guru. Kita belajar mesti mengetahui asal usulnya, tahu kitabnya. Jangan kembali lagi tertipu ajaran yang mengejak kita melenceng dari Pancasila dan UUD 1945," ujarnya.
Dia mengimbau anak, cucu, serta kemenakan yang pernah mengikuti pengajian NII agar segera melapor kepada pihak kepolisian atau pemerintah nagari.
Dia juga meminta semua masyarakat agar bisa menerima kembali mereka yang pernah ikut pengajian NII tanpa diskriminasi.
Abdul Haris Tuanku Sati berpendapat, penerimaaan dan kasih sayang dari segala elemen masyarakat akan membuat mereka yang pernah terpapar NII akan menyadari kesalahannya.
"Jangan ada diskriminasi kepada mereka. Mudah-mudahan dengan dicabut baiat NII kemarin, mereka sadar dan beneran gak mau ikutan lagi. Ini menjadi tugas kita bersama. Saya sebagai tokoh masyarakat berterima-kasih kepada semua pihak yang sudah sama-sama menangkal radikalisme," pungkasnya.(RIO)
Baca Juga:
GP Ansor Dharmasraya: Jangan Cepat Puas dengan Cabut Baiat NII
Ketua DPRD Dharmasraya: Mereka yang Sudah Cabut Baiat NII Jangan Dikucilkan
Pengakuan Perempuan Peserta Cabut Baiat NII: Tak Tahu di Mana Suami Saya Sekarang
Anggota Negara Islam Indonesia (NII) Terbesar di Sumbar dan Cabut Baiat 391 Warga Dharmasraya
Mantan Anggota NII: NII Tidak Mewakili Agama Manapun karena Mengajak Memberontak
Sejarah NII, Kisah Kartosoewirjo Memaksakan Negara Berideologi Islam di Tatar Pasundan
NII Setelah Kartosoewirjo, KW-9 dan Ma’had Al Zaytun Simbol Puncak Kejayaan
Al Chaidar: NII Palsu Terus Dilibatkan dalam Proses Politik di Negeri Ini
Baca Juga: Mensos Risma Bantu Masak di Dapur Pengungsian Banjir Sumbar
abdul haris tuanku sati ketua lembaga kerapatan adat alam minangkabau lkaam kabupaten dharmasraya sumbar cabut baiat nii negara islam indonesia ekonomi lemah
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024