CARITAU JAKARTA – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Riset Veteriner Organisasi Riset Kesehatan BRIN Harimurti Nuradji menyatakan pemerintah akan melakukan pengetatan syarat khusus untuk impor hewan guna mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal itu disampaikan Harimurti merespon impor hewan kurban dari luar negeri guna memenuhi stok hewan kurban saat perayaan hari raya Idul Adha yang akan jatuh 10 Juli 2022.
Baca Juga: Semarang Dilanda Banjir dan Longsor, Pakar Imbau Waspada Bencana Hidrometeorologi
"Jadi salah satu sistem importasi sapi itu nantinya akan kita buat untuk masuk dahulu ke karantina. Jadi sebelum masuk ke Indonesia paling tidak dipastikan kondisi kesehatan hewan tersebut dalam keadaan baik," kata Harimurti kepada caritau.com, Jumat (20/5/2022).
Harimurti menuturkan, guna mencegah potensi penyebaran PMK, pemerintah Indonesia akan melakukan upaya observasi dan pendeteksian kepada hewan kurban impor sehingga tidak memperparah penularan penyakit pada hewan kurban lain yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia.
"Terkait dengan importasi, pasti ada syarat-syarat khusus sebelum sapi dari luar negeri tersebut masuk ke Indonesia. Pemerintah akan tetap melakukan pengawasan ketat dengan cara melakukan observasi pada hewan selama masa karantina sebelum masuk ke Indonesia," tambahnya.
Selain itu pemerintah juga telah mempersiapkan pengembangaan perangkat- perangkat yang dapat mendeteksi guna mempermudah instansi-instansi terkait melakukan upaya mitigasi terhadap hewan-hewan impor yang diduga terpapar PMK.
"Kita sudah minta untuk melakukan penelitian dalam mengembangkan perangkat-perangkat yang dapat mendeteksi guna mempermudah instansi-instansi dalam bekerja untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit," imbuh Harimurti.
Dalam hal upaya melakukan pencegahan dan pengendalian virus yang menjadi penyebab munculnya wabah PMK, Harimurti menegaskan perlunya kerja sama dari seluruh sektor baik dari pemerintah, swasta dan seluruh masyarakat Indonesia.
"Diperlukan kerja sama dari seluruh sektor termasuk masyarakat, importir, pemerintah, akademisi, peneliti hingga petugas karantina hewan untuk melakukan observasi dan pendeteksian sehingga sapi-sapi yang di impor dari luar negeri tidak menularkan penyakit, atau paling tidak mengurangi resiko penyebaran wabah PMK di Indonesia," pungkasnya.(GIBS)
Baca juga:
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Surabaya Lockdown Ternak dan Penanganan Rp9,9 Triliun
Sejak 1986 Indonesia Bebas Penyakit Mulut dan Kuku, Kini Muncul Lagi dari Gresik
Menkes: Penyakit Mulut dan Kuku Tidak Menular ke Manusia
Guru Besar FKH Unair Berpesan Agar Peternak Tak Panik Hadapi Penyakit Mulut dan Kuku
Kenali Lebih Dalam Penyakit Mulut dan Kuku yang Sedang Mewabah di Indonesia
Indonesia Terjangkit PMK Lagi, Netizen: Aneh Setiap Mau Lebaran Haji, Pasti Heboh PMK
Daging atau Jerohan Sebaiknya Direbus Dulu, Hewan Terinfeksi PMK Aman Dikonsumsi
Ini yang Terjadi Pada Hewan Ternak Jika Mengidap Penyakit Mulut dan Kuku
Rumah Potong Hewan Depok Cegah Penyakit Mulut dan Kuku
Baca Juga: Kepala BRIN Imbau Publik Tak Terpancing Komentar Viral yang Diduga Salah Seorang Penelitinya
kepala pusat riset veteriner organisasi riset kesehatan brin harimurti nuradji impor hewan penyakit mulut dan kuku pmk
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Dampak Erupsi Gunung...
PLBN Entikong Catat 29.525 Ribu Pelintas Antarnega...
BNPP Pacu 4 PLBN Jadi Pilot Project Menuju Zona In...
Polisi Ringkus Terduga Pembunuh Tukang Nasi Goreng...
Wali Kota Banjarbaru Ajak Hidupkan Ekonomi Pasar T...