CARITAU BANGKOK – Jika Anda tengah berwisata ke Thailand, jangan heran di sana banyak gadis seksi berkeliaran, terutama pada malam hari. Ya, Thailand adalah salah satu negara dengan industri seks terbesar di Asia. Tapi awas tertipu, tak semua gadis-gadis cantik yang Anda lihat di depan mata itu adalah perempuan tulen karena di Thailand populasi wanita transgender atau dikenal dengan nama ladyboy cukup banyak.
Cerita lucu tentang tertipu penampilan perempuan cantik tapi ternyata ladyboy pernah dialami oleh komika ternama, Mongol Stres. Ceritanya, Mongol baru saja manggung di Thailand beberapa tahun yang lalu. Ia pun iseng untuk mencari hiburan dari pekerja seks komersial (PSK) di Thailand.
“Dua hari gua standup tiga harinya dikasih jalan-jalan, hari keenamnya pulang. Jadilah gw jalan-jalan ke Phuket pengin ngelihat tonight show gitu kan. Terus gua ngeliat ada seseorang yang tipe gua banget, oriental looking. Gua tanya how much, dia jawab not expensive only 20 baht, gua langsung ambil HP kalkulator eh cuma 48 ribu, gua bawalah ke hotel,” papar Mongol dalam sebuah interview di acara Tonight Show di NetTV.
“Dia selesai mandi langsung masuk bedcover, gua abis mandi juga langsung masuk bedcover, tapi ada yang aneh gua rasa ada di paha, pas gua buka, ya ampun gedean dia barangnya,” kenang Mongol sambil tertawa cekikikan.
Begitulah, fenomena ladyboy bukan hal yang aneh di Thailand. Mengapa ada begitu banyak ladyboys di Thailand, dan mengapa mereka adalah bagian besar dari industri seks di sana? Berbicara tentang ladyboy atau transgender di Thailand memang tak bisa dilepaskan dari industri seks di negara Gajah Putih itu.
Industri seks Thailand jadi salah satu penghasil devisa negara. Berdasarkan data pada tahun 2015, diperkirakan ada sekitar 200.000 pekerja seks komersial (PSK) di negara ini, termasuk para Ladyboy. Dan industri seks ini sangat menggiurkan, menghasilkan USD 2,5 miliar hingga 4 miliar atau sekitar Rp36,4 triliun – Rp 4 triliun setiap tahunnya atau sekitar 1 persen dari PDB saat itu.
Di Thailand sebenarnya istilah gaul untuk wanita transgender adalah Kathoey. Ladyboy justru merupakan istilah yang diambil dari bahasa Inggris. Para wanita transgender atau Kathoey merupakan bagian paling terlihat dari industri ini. berdasarkan laporan dari Cecil Adams yang dimuat di connectsavannah.com, diperkirakan tingkat orang transgender dalam populasi warga Thailand sekitar 0,3 persen.
Pilunya Kehidupan Ladyboy di Thailand
Gemerlap kehidupan ladyboy di Thailand tak seindah kenyataannya. Mengambil pengalaman Mongol di awal tulisan ini saja sudah bisa dibayangkan, betapa kerasnya kehidupan ladyboy di sana. Mereka rela mengobral diri dengan harga hanya Rp48 ribu sekali transaksi seks dengan pelanggan.
Masyarakat banyak yang belum tahu fakta pilu dibalik kehidupan ladyboy, baik sebelum hingga sesudah ia menjadi transgender. Bukan hal yang mudah untuk mereka bisa mendapatkan fisik menyerupai atau bahkan lebih cantik dari wanita tulen.
Dilansir dari eva.vn, ada banyak prosedur yang harus dijalani para pria di Thailand untuk menjelma menjadi ladyboy. Suntik hormone dan operasi organ intim hanyalah sebagian kecil saja. Berbagai tahapan perawatan tubuh juga harus merekal jalani secara konsisten dalam jangka waktu yang cukul lama. Tak heran jika tubuh yang mereka miliki sangat menggoda, baik bentuk maupun warna kulitnya.
Salah satu tahapan penting untuk menjadi ladyboy adalah operasi pergantian alat kelamin. Meski begitu tak semua ladyboy di Thailand mengganti alat kelaminnya. Namun bagi yang sudah menggantinya, ada risiko yang harus mereka tanggung.
Sebelum operasi dilakukan, mereka masih bisa melakukan hubungan intim dengan ‘normal’ dalam arti tetap dilakukan lewat anal. Namun saat sudah dioperasi, pelanggan juga akan melakukan hubungan intim lewat kelamin hasil operasi tersebut.
Masih menurut laporan yang diterbitkan eva.vn, Pong Katun, seorang ladyboy di Bangkok menceritakan pengalamannya sebagai seorang transgender yang sudah mengoperasi alat kelaminnya. Dia mengatakan setelah melakukan operasi alat kelamin, dia memiliki banyak kesulitan dalam berhubungan intim.
Pong harus menggunakan pelumas karena organ intimnya tidak bisa mengeluarkan cairan seperti wanita normal. Setelah selesai berhubungan intim, 'area intimnya' muncul mengeluarkan bau tidak menyenangkan dan membuatnya sedikit tersiksa. Setelah terus menerus mengalami hal itu, dia baru sadar ternyata dia terinfeksi penyakit seksual sejak lama.
Tetap Harus Jalani Wajib Militer
Siksaan bagi para ladyboy di Thailand tak berhenti saat mereka menjajakan seks saja. Negara ternyata masih mewajibkan mereka untuk menjalani Wajib Militer lantaran hukum di Thailand mewajibkan semua pria baik transgender maupun pra normal untuk ikut wamil.
Beruntung wamil di sana menggunakan sistem lotere alias undian. Jika hasil undian nya bagus, mereka bisa terhindar dari wamil. Musibah besar baru terjadi jika undian tetap mengharuskan mereka untuk wamil.
Petaka itu salah satunya adalah ketika para ladyboy ini disuruh melepaskan pakaian seperti pria pada umumnya. Jetsada Taesombat, Direktur Eksekutif dari Alliance for Transgedender Rights di Thailand mengatakan, “Sebagian besar transgender merasa tersiksa, stress, dan gugup saat menjalani wajib militer karena mereka harus melepaskan pakaiannya dan dilihat banyak orang.”
Kisah Rinrada Ladyboy Tercantik di Thailand
Selain punya sisi gelap, kehidupan para ladyboy di Thailand juga ada sisi terangnya. Salah satunya dialami oleh Rinrada Thurapan, seorang transgender yang dinobatkan menjadi ladyboy tercantik di Negeri Gajah Putih.
Gelar itu jatuh kepada Rinrada bukan tanpa sebab. Ia berhasil memenangkan dua kompetisi kecantikan antara lain Miss Tiffani Universe pada tahun 2017. Kecantikan Rinrada mengalahkan banyak wanita. Saking cantiknya, ada seorang konglomerat asal China benama Bao yang kepincut padanya.
Sang taipan bahkan rela menceraikan ‘istri’ nya seorang wanita normal, demi mendapatkan Rinrada Thurapan atau dikenal dengan sebutan Yoshirin di negara asalnya. Awal kisah cinta Bao dengan Rinrada dimulai Ketika sang pengusaha melakukan perjalanan bisnis ke Thailand. Di sanalah ia bertemu Rindara dan langsung jatuh hati pada pandangan pertama.
Sejak saat itu, hati Bao telah tertambat untuk Rinrada hingga akhirnya ia nekat menceraikan istri sah demi menikahi sang ladyboy. Keputusan Bao banyak dicibir oleh netizen. Menurut mereka, meski canti, Rinrada tetaplah seorang ladyboy. Namun Bao tak menghiraukan pandangan tersebut.
"Tubuh Yoshirin sama persis seperti tubuh wanita normal, dan itu tidak akan mempengaruhi kehidupan suami istri di antara kami,' ujar Bao seperti dikutip dari Kankan News. Bao seperti sudah cinta mati kepada Rinrada dan bahkan berjanji tak akan menikahi wanita lain. (DIM)
Baca juga:
Tutorial Jadi G4I di Indo Dihujat Netizen, Deddy Corbuzier Tersandung Podcast LGBT
Mahfud MD: LGBT dan Penyiarnya Belum Dilarang oleh Hukum
PKS Tegaskan Tak Ada Ruang Bagi LGBT, Bertentangan dengan Karakter Bangsa Beragama
Menkominfo Tanggapi Podcast LGBT: Kreator Konten Diimbau Pegang Norma Indonesia
Sejarah LGBT dari Mesir Kuno Hingga Kota Mesum Pompeii
Konten LGBT Deddy Corbuzier Dihujat Netizen, Ini Kata Psikolog
Empat Kasus LGBT di Indonesia yang Diliput Media Asing, ada Pesta Ratusan Gay di Kelapa Gading
Psikolog UNM Makassar: LGBT Bukan Kodrat atau Takdir Seorang Manusia
Selain Lucinta Luna Alias Muhammad Fatah, Ini Deretan Artis Indonesia yang Mengaku LGBT
Menguak Sejarah Gemblak Reog Ponorogo, Ada Kaitannya dengan LGBT?
Muhammadiyah Makassar Tegaskan Tak Ada Tempat Bagi Kaum LGBT
Pahit Manis Kehidupan Transgender Pinggiran Jakarta, JAMM Sesalkan Podcast LGBT
Baca Juga: Kolaborasi Dektos Digital Corbuzier Dengan Kasisolusi Usaha Indonesia
menguak kisah pilu dibalik gemerlap kecantikan ladyboy di thailand lgbt deddy corbuzier
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...