CARIRAU GOWA - Angota Komisi XI DPR RI, Amir Uskara mendorong peningkatkan pengelolaan kelapa sawit nasional menjadi lebih baik, khususnya di Kabupaten Gowa. Hal tersebut dikatakan Amir saat Sosialisasi & Expo Sawit Baik Indonesia 2023 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang digelar Lembaga Kajian Strategi dan Pemebangunan Pemerintah (LKSP).
"Saya akan terus mensuport kegiatan bimtek di Kabupaten Gowa terutama untuk kampanye sawit baik di Kabupaten Gowa," kata Amir saat menjadi Keynote Speaker dalam kegiatan tersebut, sembari menjelaskan tentang bagaimana sawit bisa bermanfaat bahkan bagi masyarakat di daerah yang tidak ada sawitnya.
Ia menyampaikan sawit bermanfaat bagi kehidupan manusia selama 24 jam, hampir semua produksi kosmetik, sabun, sampo yang menggunakan bahan mentah minyak nabati menggunakan minyak kelapa sawit.
Menurutnya, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
"Selain sebagai komoditas penghasil devisa terbesar, kontribusinya pada perekonomian nasional relatif besar dan luas, mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan rakyat, pengembangan wilayah, alih teknologi, aliran masuk investasi hingga kontribusinya sebagai salah satu kekuatan andalan dalam penerimaan pendapatan pemerintah daerah dan pusat,” jelasnya.
Dengan diselenggarakannya kegiatan 'Sosialisasi & Expo Sawit Baik Indonesia 2023' di Kabupaen Gowa diharapkan dapat memberikan peluang bagi masyarakat di Kabupaten Gowa khususnya untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat kabupaten Gowa melalui peremajaan perkebunan kelapa sawit.
Hal tersebut menimbang adanya potensi besar bagi Kabupaten Gowa untuk perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Gowa.
"Industri kelapa sawit memenuhi kriteria sebagai industri unggulan yang pantas untuk dikembangkan lebih luas lagi, dari mulai hulu hingga ke hilir," ujar dia.
Dari sisi permintaannya, di dalam negeri produk kelapa sawit selain dapat memenuhi kebutuhan pokok pangan dan non-pangan, juga menjadi produk substitusi impor untuk berbagai kebutuhan pokok.
"Sedangkan di luar negeri, data ekspor CPO atau minyak sawit mentah, memperlihatkan kecenderungan peningkatan daya serap yang relatif tinggi, seiring dengan meningkatnya konsumsi minyak nabati dunia," tandasnya.
Ketua Divisi Lembaga Kemasyarakatan dan Civil Society BPDPKS, Aida Fitria menjelaskan sektor sawit di Indonesia yang melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja, dapat terus mendorong PDB di sektor perkebunan pada angka yang positif, sehingga PDB Indonesia di TW4 2022 dapat bertumbuh positif di angka 5,01%.
Kelapa sawit merupakan komoditas minyak dunia dengan produktivitas lahan yang paling baik dibandingan minyak nabati lainnya. Dengan demikian kelapa sawit menjadi pilihan paling sustainable dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia yang semakin bertumbuh.
Ia memaparkan, Sejak Tahun 2000, sektor kelapa sawit Indonesia telah membantu 10 juta orang keluar dari kemiskinan karena factor-faktor yang terkait dengan perkebunan kelapa sawit dan setidaknya 1,3 juta orang di pedesaan terangkat langsung dari garis kemiskinan karena industri kelapa sawit.
Program Peremajaan Sawit Rakyat merupakan salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya Pemerintah dalam meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit swadaya yang saat ini rata-rata sebesar 18 – 20 ton/hektar/tahun dan umur tanaman diatas 25 tahun.
Jumlah rupiah yang diterima petani PSR sampai menyentuh nilai empat juta rupiah per bulan, jumlah rupiah tersebut terkait dengan tingkat produktivitas kebun kelapa sawit PSR yang sudah berumur tanam 5 tahun menghasilkan 22-23 ton TBS per hektar/tahun.
Capaian kinerja program sarana dan prasarana di tahun 2022 meliputi kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi, mesin pertanian, dan peningkatan jalan sebagai project yang telah didanai, sebaran pemanfaatan Dana Sawit untuk mendukung program penelitian dan pengembangan industri sawit Indonesia sejatk 2015 sampai dengan 2022 untuk persebaran kegiatan litbang masih tersentra di Jawa Barat.
"BPDPKS mendorong lembaga penelitian di wilayah lainya untuk turut melakukan penelitian dan pengembangan kelapa sawit," ujarnya.
Sebagai industri padat karya, sektor kelapa sawit memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian.
"Sektor ini mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ekspor dan neraca perdagangan, mengurangi inflasi dan mengganti bahan bakar fosil dengan energy terbarukan untuk memperkuat ketehanan energi nasional," tandasnya.
Sementara itu Ketua Komisi 1 DPRD Gowa, Muhammad Ramli Sidik mengungkapkan, Kabupaten Gowa memiliki luas wilayah 1.883,32 km² yang terbagi dari 18 (delapan belas) Kecamatan, Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu.
Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan. Berdasarkan data dari dinas perkebunan bahwa di Kabupaten Gowa didominasi 1.400 ha terdiri dari kelapa yang lama tumbuh di Kabupaten Gowa.
Sedangkan kelapa hybrid 97 ha, kemudian kopi robusta di tahun 2018 terdapat 1.900 ha, kopi arabika tahun 2022 ada 3.700 ha, Kakao tahun 2022 ada 4.200 ha, kemiri 684 ha, cengkeh 3.900 ha, jambu mete 1.005 ha, kapuk 197 ha, vanili 160 ha, pala 733 ha, karet 65 ha, berdasarkan data tersebut belum ada data kelapa sawit di Kabupaten Gowa.
Sedangkan tidak sedikit SDM dari Kabupaten Gowa yang sedang mengelola kelapa sawit di Kalimantan dan Malaysia, manfaat kelapa sawit lebih bersifat ekonomis dan sekaligus merupakan usaha untuk pelestarian lingkungan dalam ranga melindungi pegunungan dari erosi.
Perluasan industri kelapa sawit berkontribusi terhadap upaya pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan khususnya di kabupaten Gowa.
Daerah dengan proporsi lahan kelapa sawit yang lebih besar mengalami penurunan kemiskinan yang lebih pesat dibandingkan dengan daerah lainnya. Perluasan lahan kelapa sawit menunjukkan efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan lahan oleh sektor lainnya.
"Inilah yang bisa dilakukan di Kabupaten Gowa dengan adanya perluasan lahan sawit tentu akan meningkatkan potensi masyarakat atas perkebunan dengan keuntungan yang lebih menghasilkan dan tentu akan memperbanyak produksi olahan kelapa sawit secara nasional," pungkas Ramli Sidik. (DID)
Baca Juga: DPR Desak BPOM Bongkar Jaringan Penjualan Obat Ilegal Berbahaya di Indonesia
kelapa sawit komoditas penting kabupaten gowa dpr ri perekonomian kesejahteraan warga
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024