CARITAU KYIV – Presiden Ukraina Vodymyr Zelensky menyebut selama berlangsungnya kontak senjata dengan Rusia, sebanyak 3000 tentara Ukraina tewas di medan perang dan sebanyak 10.000 mengalami luka-luka.
Hal tersebut disampaikan Zelensky dalam sebuah wawancara dengan CNN, Jumat (15/4/2022).
Baca Juga: Ukraina Kecam Paus Fransiskus Soal Pernyataan 'Bendera Putih'
Sebulan lalu Zelensky sempat menyampaikan bahwa sekitar 1.300 tentara Ukraina tewas di medan perang.
Meski demikian, Zelensky mengatakan, jumlah tentara Ukraina yang tewas jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan tentara Rusia.
Zelensky mengklaim selama invasi jumlah tentara Rusia yang tewas jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan tentara Ukraina.
Sementara itu, jumlah tentara yang tewas yang diklaim oleh Zelensky tidak dapat diverifikasi secara independen oleh BBC.
Diketahui selama perang berlangsung, kedua belah pihak, baik Ukraina maupun Rusia sering kali kedapatan membuat klaim sendiri mengenai dampak yang yang timbul karena genjatan senjata tersebut.
Bahkan klaim tersebut lebih tinggi jumlahnya dibandingkan data yang dihitung resmi oleh lawan mereka.
Sebagai informasi, dalam kesempatan wawancara dalam sebuah wawancara BBC, Presiden Ukraina ini juga menyinggung soal potensi serangan nuklir di Ukraina.
Zelensky mengatakan, dunia harus bersiap untuk kemungkinan Rusia akan menargetkan serangan nuklir ke negara Ukraina.
Komentar Zelensky ini terlontar usai pernyataan Direktur CIA yang baru-baru ini menyampaikan tentang Rusia dapat menggunakan Nuklir dalam operasinya di Ukraina.
"Bukan hanya saya, seluruh dunia, semua negara harunkhawatir karena itu buka informasi yang sebenarnya, tetapi bisa jadi kebenaran," kata Zelensky.
Zelensky menegaskan, bahwa pihaknya tidak akan takut menghadapi serangan tersebut. Ia pun mengungkapkan jika serangan itu terjadi, maka dampaknya bukan hanya ke Ukraina, melainkan ke seluruh dunia.
"Kita harus berpikir jangan takut, jangan takut tapi bersiaplah, tapi itu bukan pertanyaan ke Ukraina, tidak hanya untuk ukraina, tetapi saya pikir itu juga untuk seluruh dunia," tegas Zelensky.
Sementara itu, saat ditanyakan soal kabar tenggelamnya kapal perang milik Rusia, pihaknya tidak ingin menanggapi laporan jika kapal tersebut hancur dihantam oleh rudal Ukraina.
"Kami tahu itu tidak ada lagi. Bagi kami, itu adalah senjata ampuh melawan negara kami, jadi tenggelamnya kapal itu bukan sebuah tragedi bagi kami," tutur Zelensky.
Zelensky menambahkan pihaknya merasa beruntung terkait kabar tenggelamnya kapal Rusia itu, menurutnya semakin sedikit senjata yang dimiliki Rusia semakin baik untuk negaranya.
"Semakin sedikit senjata yang dimiliki federasi Rusia yang menyerang negara kita, semakin baik bagi kita," pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Amerika Serikat Kembali Beri Paket Bantuan Militer untuk Ukraina Senilai Rp3,1 Triliun
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024