CARITAU JENEWA - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menuding Rusia membahayakan keamanan pangan global. Hal tersebut lantaran Moskow menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang memungkinkan Kiev mengekspor puluhan juta ton biji-bijian selama setahun terakhir.
"Ini adalah langkah yang tidak bertanggung jawab. Rusia juga melakukannya sambil meningkatkan ekspornya sendiri ke pasar global," kata Kuleba kepada wartawan di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjelang pertemuan Dewan Keamanan tentang Ukraina.
Baca Juga: Korea Utara Dukung Resolusi PBB bahwa Palestina Negara Berdaulat
Ia menuturkan, jika keputusan Rusia itu menyebabkan banyak negara di Asia dan Afrika menghadapi risiko kenaikan harga pangan serta kelaparan.
Kuleba mengatakan bahwa Rusia tidak menjamin keselamatan kapal mana pun yang mungkin mencoba membawa biji-bijian Ukraina dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina ke Pusat Koordinasi Bersama di Istanbul atau sebaliknya, setelah Moskow menarik diri dari kesepakatan itu.
"Kami akan melakukan konsultasi dengan Organisasi Maritim Internasional," kata dia, dilansir dari laporan Antara.
Di hadapan Dewan Keamanan, ia meminta semua negara anggota PBB untuk dengan tegas menuntut agar Rusia melanjutkan partisipasinya dalam kesepakatan dengan iktikad baik dan berhenti menggunakan pangan sebagai senjata.
"Rusia harus menjauhkan politik dari keamanan pangan global," ujar Kuleba.
Kepala Urusan Politik PBB Rosemary DiCarlo menyerukan diakhirinya perang "tidak masuk akal" dan "tidak dapat dibenarkan" di Ukraina, yang menewaskan lebih dari 9.000 warga sipil dan menyebabkan lebih dari 16.000 orang terluka sejak dimulai pada 24 Februari 2022.
"Selain menyebabkan kematian dan kehancuran yang tidak wajar, perang di Ukraina telah sangat mengurangi kemampuan kita untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti," kata DiCarlo kepada Dewan Keamanan.
"Perang ini telah meningkatkan ketegangan di berbagai wilayah, dan berisiko memicu perlombaan senjata global. Semakin lama perang ini berlanjut, semakin berbahaya konsekuensinya, termasuk kemungkinan konflik yang lebih luas," tutur dia, memperingatkan.
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly, yang negaranya saat ini memegang jabatan presiden bergilir Dewan Keamanan PBB, juga meminta Rusia untuk mengakhiri perang.
"Ukraina menginginkan perdamaian. Kami menginginkan perdamaian. Seluruh dunia menginginkan perdamaian," kata dia.
"Perdamaian akan membawa pulang anak-anak Ukraina yang hilang dan memberi makan dunia yang kelaparan. Federasi Rusia dapat memilih perdamaian hari ini dengan menarik semua pasukan Rusia dari Ukraina," ujar Cleverly.
Ukraina Tetap Lanjut Tanpa Rusia
Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menegaskan ekspor pangan dari Ukraina ke pasar global akan tetap berlanjut, dengan atau tanpa partisipasi Rusia dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.
“Kami percaya orang-orang yang berniat baik termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Turki, dan negara-negara Eropa akan memastikan keamanan pengiriman biji-bijian dengan berbagai cara,” kata Vasyl ketika ditemui sejumlah wartawan di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa.
Menurutnya, langkah yang diambil Rusia hanya bertujuan untuk mengancam dan mengintimidasi dengan menggunakan pangan sebagai senjata dalam perangnya terhadap Ukraina.
“Karena itu kita tidak perlu takut. Biji-bijian akan dikirimkan dari Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan, dengan atau tanpa Rusia terlibat dalam kesepakatan ini,” tutur Vasyl.
Pernyataan serupa disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang menegaskan bahwa Ukraina akan tetap menjadi sumber pangan bagi 400 juta orang di dunia.
Dalam pesan terpisah yang disampaikan melalui aplikasi Telegram, Zelenskyy mengungkapkan bahwa ia telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Sekjen PBB Antonio Guterres.
Selama pembicaraan itu, Zelenskyy menyebutkan bahwa ia dan Guterres sepakat "untuk bekerja sama, dan dengan negara-negara yang relevan, untuk memperbarui keamanan pangan serta pengiriman makanan melalui Laut Hitam".
Rusia pada Senin (17/7) menghentikan partisipasinya dalam perjanjian itu, yang telah berjalan selama satu tahun dan mencakup izin bagi Ukraina untuk mengekspor biji-bijian melalui jalur pelayaran di Laut Hitam. (IRN)
Baca Juga: PBB Sahkan Resolusi untuk Perangi Islamofobia di Dunia
rusia ukraina invasi rusia laut hitam pejanjian laut hitam ekspor pangan biji-bijian pbb dewan keamanan pbb
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...