CARITAU INDRAMAYU - Belum lama ini, beredar foto-foto yang menjadi viral terkait pelaksanaan salat Idulfitri di Pesantren Al-Zaytun, Indramayu. Salat Id yang digelar Ponpes Al-Zaytun itu memicu kontroversi dan membuat hingga membuat warganet geger. Pasalnya, selain saf jamaah dibuat berjarak, dalam foto terlihat ada seorang jemaah wanita yang berdiri dibelakang Imam.
Para jemaah Salat Id di Ponpes Zaytun itu juga terlihat kompak. Mereka mengenakan pakaian rapi dilengkapi kopiah hitam hingga sajadah yang sama. Terlihat juga di samping para jemaah terdapat kursi yang telah disediakan.
Baca Juga: KPU RI Tegaskan Akan Telusuri Video WNI di Malaysia yang Tak Masuk DPT Pemilu 2024
“Kegiatan perayaan Id Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-Zaytun-Indonesia,” isi keterangan caption unggahan di akun Instagram @kepanitiaanalzaytun.
Selain itu, tampak juga foto seorang khatib bernama Prof Abdussalam Rasyidi (AS) Panji Gumilang, sedang menyampaikan khutbah Idul Fitri 1444 H. Diketahui, Prof Abdussalam Rasyidi adalah pendiri Ponpes Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada 13 Agustus 1996.
Foto tersebut menjadi viral di platform instagram dan twitter usai diunggah ulang oleh beberapa akun yang mendapatkan puluhan ribu likes dan ribuan komentar.
Tak sedikit warganet akhirnya berspekulasi terkait Ponpes Al-Zaytun tersebut. Beberapa diantaranya menilai aliran Ponpes Al-Zaytun menggelar Salat Id berjarak itu sesat.
Ada juga warganet yang membandingkan dengan cara Salat Id Ponpes Al-Zaytun tersebut dengan Salat Id yang digelar NU hingga Muhammadiyah.
Bukan Kali Saja Ini Tuai Kontroversi
Bicara pondok pesantren Al-Zaytun, bukan kali ini saja menjadi kontroversi. Sejak beberapa puluh tahun lalu pondok pesantren Al-Zaytun sudah diasosiasikan dengan jaringan NII (Negara Islam Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber, pada tahun 2002, Majelis Ulama Indonesia pernah menyelidiki dugaan adanya hubungan antara Negara Islam Indonesia alias NII dengan Ponpes Al-Zaytun.
Pada saat itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menjabat sebagai Ketua MUI membenarkan bahwa Ponpes Al-Zaytun telah menyimpang dari ajaran Islam.
“Terdapat penyimpangan paham dan ajaran Islam yang dipraktikkan organisasi NII KW IX. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara lain dalam hal mobilisasi dana yang mengatasnamakan ajaran Islam yang diselewengkan, penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang dan mengkafirkan kelompok di luar organisasi mereka,” bunyi hasil investigasi MUI terkait Ponpes Al-Zaytun.
Selain itu, antropolog dan orientalis asal Belanda, Martin Van Bruinessen dalam tulisannya berjudul ‘Traditionalist and Islamist pesantrens in contemporary Indonesia’ (2008) yang membahas tentang pesantren tradisional di Indonesia, menyebutkan pesantren yang didirikan pada tahun 1989 oleh Syekh AS Panji Gumilang alias Abu Toto memiliki hubungan yang kontroversial dengan gerakan radikal NII palsu. Beberapa pengurus Pesantren Al Zaytun diduga memiliki keterlibatan dengan NII dan sebagian besar santri di pesantren ini juga berasal dari keluarga yang terkait dengan NII.
Sosok Panji Gumilang alias Abu Toto juga sempat dilaporkan oleh mantan pegawai Pondok Pesantren Al-Zaytun terkait kasus pelecehan seksual pada 2021 lalu. Namun sayangnya, kasus tersebut menguap begitu saja. Tak hanya itu, ia juga sempat melontarkan pernyataan kontroversial karena ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel. (IRN)
viral pesantren salat id tak biasa al zaytun kontroversial kontroversi nii
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...