CARITAU MAKASSAR - Kepergian dr Mawartih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Bagaimana tidak, kepergian dokter yang akrab disapa Mawar itu menyisakan tanda tanya besar karena sang dokter spesialis paru-paru itu ditemukan tewas dengan kondisi mulut berbusa di rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Hal itu membuat ibu dr Mawartih, Marta Wara (71) merasa terpukul dengan kepergian putrinya itu. Bahkan ia tak percaya, putrinya yang sudah mengabdi selama 10 tahun di Nabire itu tewas mengenaskan.
Pasalnya, kematian dr Mawartih meninggalkan tanda tanya besar, ia diduga menjadi korban pembunuhan. Padahal di mata keluarga sosoknya sangat ramah dan murah senyum.
"Dia kalau orang tegur, disapa sama orang, senyum. Iya tante, iya oom, paling begitu jawabannya tidak banyak bicara. Orang paling sabar, makanya kita juga kaget sekali kenapa ada orang jahat sama dia," ungkap Marta saat ditemui di kediamannya di Jalan Mannuruki II, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Jum'at (17/3/2023).
Bahkan semasa sekolahnya, dr Mawartih bisa dikatakan orang yang sanga jarang bergaul. Ia hanya fokus untuk belajar demi menggapai cita-citanya.
"Waktu sekolah dulu dia paling bergaul dengan teman kampus saja, teman kegiatan kerohanian. Jarang pergi-pergi seperti nonton bioskop, tidak. Dia itu betul-betul cuma belajar, rajin ibadah," cerita Marta mengisahkan anak kesayangannya itu.
Bahkan hingga menempuh kuliah untuk menjadi dokter di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, dr Mawartih bukan sosok yang begitu mencolok
"Biasa-biasa saja, sampai kuliah jadi dokter tidak ada yang mencolok. Dia itu kegiatannya cuma kuliah dan kerohanian bersama mahasiswa Unhas, sampai ada persekutuannya, istilahnya perkantas. Perkumpulan anak rohani Kristen," katanya.
Sifat kasih sayang itu, yang membuat hati Marta sangat terpukul dengan kepergian anaknya itu. Bahkan hingga menjadi seorang dokter dan mengabdi di Kabupaten Nabire, dr Mawartih hampir setiap hari memberi kabar kepada orang tuanya.
"Itulah sifatnya yang tidak bisa kita lupakan, karena dia peramah dan sabar. Malah selalu mengecek kesehatan orang tua. Apalagi setelah jadi dokter, di Nabire hampir setiap hari menelpon dan tanya keadaan, apalagi bapaknya habis kecelakaan tangannya masih di-gips, saya juga tekanan darah tinggi selalu dia nasehati, ingatkan," jelasnya.(KEK)
dr mawartih dr mawartih ditemukan tewas menkes budi gunadi sadikin dokter mawar
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...