CARITAU MAKASSAR – Isak tangis tak terbendung di rumah duka dokter Mawartih Susanty Sp.P (spersialis paru) di Jalan Mannuruki II, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Senin (13/3/2023).
Kepergian dokter Mawar, panggilan akrabnya, telah menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarganya. Bagaimana tidak, setelah lima tahun mengabdi sebagai dokter paru di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, dia harus tewas dalam keadaan mengenaskan.
Baca Juga: Polisi Tangkap Tersangka Pembunuh dr Mawartih di Nabire
Sang Dokter ditemukan meninggal dunia di rumah dinasnya degan mulut berbusa, punggung membiru, lebam di wajah, tulang urusk patah, serta memar di leher. Kematian yang tentu saja menyisakan kejanggalan bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
Dokter Mawar ditemukan meninggal dunia pada Kamis pekan lalu, tepatnya 9 Maret 2023.
Kematian dokter Mawar pertama kali diketahui setelah beberapa saksi mencoba masuk ke dalam rumah dinas dengan cara membobol jendela. Hal itu terpaksa dilakukan karena dokter Mawar tidak masuk kerja dan tidak dapat dihubungi.
Saat itulah, dokter Mawar ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di tempat tidur dengan mulut berbusa dan ditemukan sejumlah luka lebam.
Jasadnya pun segera diterbangkan dari Nabire ke Makassar tempat keluarga besarnya.
Sesampai di Makassar, jenazah dokter Mawar diautopsi dokter di RS Bhayangkara berdasarkan persetujuan pihak keluarga.
Hasilnya, tubuh dokter Mawar dipenuhi luka yang diduga akibat tindak kekerasan. Bagian punggung banyak membiru, ada memar di leher, serta tulang rusuk patah. Mengindikasikan kemungkinan ada orang yang menyiksanya hingga tak bernyawa.
Selanjutnya pascaautopsi, jasad korban disemayamkan di rumah duka sebelum akhirnya dimakamkan di TPU Kristen Panaikang.
Dokter Mawar dikenal sosok yang bijaksana, telah menjalankan tugas dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.
Sebagai penerima program beasiswa dari Kementerian Kesehatan untuk mengambil spesialis parui di Universitas Airlangga Surabaya, dokter Mawar sudah menjadi dokter di Nabire selama kurang lebih lima tahun dan bahkan menjadi satu-satunya dokter spesialis paru di sana.
Selama mengabdi, dokter Mawar merupakan satu-satunya solusi bagi warga Nabire yang menderita penyakit paru, serta sudah banyak membantu warga.
Ia tidak pernah berkeluh perihal kondisi tempatnya bertugas. Mulai dari kultur masyarakatnya, hingga keadaan wilayah yang masuk kategori cukup rawan. Lebih menakjubkan lagi, dokter Mawar ternyata memilih tetap tinggal di Nabire meskipun masa dinasnya sebenarnya sudah berakhir tahun lalu.
Hal inilah yang membuat keluarga merasa janggal. Apabila sang anak ingin tetap di sana, berarti dokter Mawar senang dengan lingkungan maupun orang-orang di sekitarnya.
"Tetapi kami lihat banyak tanda-tanda kekerasan (pascaautopsi) yang saat ini kami tidak bisa ungkapkan," ujar Sermon Runtuk, paman dokter Mawar, saat ditemui di rumah duka.
Atas kejanggalan tersebut, pihak keluarga sangat berharap agar kasus kematian dokter Mawar bisa terungkap dengan jelas, sehingga bisa memberikan keadilan bagi almarhum dan keluarga besarnya.
"Kami keluarga di Makassar masih banyak yang tidak percaya. Sampai pada akhirnya jasad almarhum tiba. Kami minta kasus ini segera diusut tuntas," harap Sermon.
Dokter Kebanggaan Sang Ayah
Di jalan setapak depan rumah duka, ayah almarhumah, Luter Toding Palamba, berlinang air mata mengikuti ibadah pelepasan dan pemakaman putrinya. Seakan tidak bisa menerima anak kebanggannya itu meninggal dunia.
"Oh anakku, Bapak tidak sanggup mengantarmu sampai ke peristirahatan terakhir. Bapak hanya ikhlas melepasmu dari rumah ini. Semoga dalam perjalanan selalu dilindungi," ucap Luter saat menaympaikan sepatah kata pelepasan jenazah dari rumah duka.
Luter mengaku selama ini dirinya begitu bangga karena telah mampu mengantarkan anak ketiganya itu meraih cita-cita yang diimpikan sejak kecil, menjadi dokter spesialis paru. Namun ia sangat menyesalkan kariernya yang ternyata tidak panjang.
Apalagi ditambah dugaan kekerasan yang dinilainya sangat jahat, lantaran dialami oleh anaknya yang selama ini justru menjadi pengabdi kesehatan di perantauan.
"Terjadi suatu musibah yang menurut kami itu sangat jahat. Kita tidak mengerti apa maksud Tuhan, kita serahkan kepada Tuhan. Anakku, selamat jalan. Kamu adalah pejuang yang tabah," kata Luter saat memberikan sepatah kata di hadapan para pelayat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi merupakan salah satu tamu yang melayat ke rumah dokter Mawartih pada Senin (13/3/2023).
"Saya ingin menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya dr Mawartih. Dokter Mawar ini anggota keluarga Kemenkes, karena beliau mendapatkan beasiswa untuk mengambil dokter spesialisnya di Universitas Airlangga selama empat tahun," kata Menteri Budi.
Menurut Menkes, dokter Mawar bertugas di daerah terpencil Nabire atas pilihannya sendiri.
"Sesudah mendapat beasiswa, memang yang bersangkutan harus bertugas di daerah-daerah terpencil dan beliau sengaja memilih Papua. Itu menunjukan dedikasi beliau yang luar biasa. Sebenarnya masa dinasnya sudah selesai, jadi beliau dalam perjalanan pulang untuk bisa bekerja di tempat yang memang beliau inginkan. Jadi pas selesai beasiswanya itu, ikatan dinasnya selesai," jelasnya.
Menkes pun memuji dokter Mawar yang menurutnya menginspirasi dan menjadi contoh tentang bagaiamana seorang dokter harus berdedikasi untuk melayani kesehatan masyarakat.
"Dokter Mawar memberikan contoh bagaimana dia berdedikasi melayani kesehatan masyarakat,” katanya.
Menteri Budi pun berjanji bakal memperhatikan keamana para petugas kesehatan dan dokter di tempat terpencil, termasuk mengusut tuntas penyebab kematian dokter Mawar.
“Jadi sekembali dari sini, saya akan ketemu dengan Pak Kapolri dan Panglima TNI. Bagaimana agar pelayanan kesehatan masyarakat harus kita jalankan adil adil dan merata. Dan harus disertai dengan jaminan keamanan yang baik bagi tenaga-tenaga kesehatan, termasuk juga dokter," tegasnya.
"Kemenkes akan bekerjasama dengan kepolisian memastikan bahwa penyelidikan dikakukan dengan transaparan, terbuka tidak ada yang ditutupi mengenai kasus ini," kata Menkes Budi Gunadi.
Sementara itu, Ketua Pehimpunan Dokter Paru Indonesia (PHPI) Papua, dr Hendra Sihombing mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil autopsi resmi dari pihan kepolisian.
"Saya mendapat laporan ada kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada rekan kerja kami. Jadi kami sangat prihatian atas kejadian tersebut. Kita masih menunggu hasil autopsi resmi dari pihak kepolisian," kata Hendra saat ditemui awak media di rumah duka.
Dokter Hendara sempat membenarkan kondisi jenazah dokter Mawar.
"Informasi yang saya dapatkan seperti itu (mulut berbusa), ada lebam bahkan dari pihak keluarga menyampaikan di punggung belakang membiru, ada darah di leher dan ada beberapa tulang rusak yang patah," jelasnya.
Namin PHPI belum menyimpulkan penyebab kematian.
"Kita masih menunggu hasil resmi dari autopsi pihak kepolisian. Kami sangat berharap aparat penegak hukum segera menyelesaikan kasus ini untuk mendapatkan titik terang penyelesaian yang terbaik dan pelaku segera ditangkap dan diproses sesuai dengan UU dan hukum yang berlaku di NKRI," harapnya.
Ia pun menghimbau para dokter di Nabire agar tetap semangat bekerja dan melayani masyarakat.
"Saya mengimbau teman-teman tetap semangat bekerja. Tadi perhimpunan dokter paru cabang Papua, juga pusat, ikut menyampaikan bahwa kita harus tetap semangat dalam bekerja melayani masyarakat," imbaunya.
Dokter Hendra mengimbau masyarakat di Nabire yang sekiranya mengetahui kondisi terakhir dokter Mawar agar memberi informasi.
"Kemudian kami menghimbau kepada masyarakat supaya memberikan informasi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan titik terang kasus ini sehingga dapat membantu aparat keamanan," tandasnya.
Saat ini, polisi di Nabire telah memeriksa 23 saksi untuk mengungkap penyebab kematian dokter Mawar. Polisi juga telah menggelar olah TKP sebanyak empat kali. Semoga polisi bisa segera mengungkapnya.(JUSRIANTO)
Baca Juga: Sosok Dokter Mawar, 10 Tahun Dinas di Nabire Selalu Beri Kabar ke Ibu
dokter mawartih susanty spp spersialis paru dokter mawar nabire
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...