CARITAU MAKASSAR - Arwan, pemuda 20 tahun yang merupakan pemilik Home Industri pembuatan senjata tajam jenis busur di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku membuat busur untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti membeli rokok.

Di mana, sejak beroperasi sekitar empat bulan yang lalu, Arwan yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang gali kubur itu mengaku sudah menjual sekitar 60 buah anak panah jenis busur tersebut.

Arwan memasarkan busur tersebut di sekitar lokasi tempat tinggalnya dan kepada para penjahat jalanan di Kota Makassar. Ia mengaku pekerjaan tersebut hanya sampingan.

"Saya mencari sampingan untuk membeli rokok," ucap Arwan kepada awak media.

Arwan yang telah mendekam di Mapolrestabes Makassar hanya bisa menyesali perbuatannya. Tertunduk malu dan meminta maaf kepada masyarakat.

"Saya menyesal. Saya minta maaf kepada masyarakat," tukasnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan, pelaku menjual busur tersebut dengan kisaran harga Rp2-5 ribu.

"Pelaku sudah beroperasi kurang lebih 4 bulan dan sudah ada busur yang terjual kurang lebih 60 busur dengan harga Rp2-5 ribu dan sudah dijual di sekitar lokasi dan anak-anak di Kota Makassar," katanya.

Hasil jualan sendiri, lanjut dia, digunakan oleh pelaku untuk kepentingan biaya hidup. Bahkan, orang tua pelaku sudah mengingatkan agar tak memproduksi senjata tajam tersebut.

"Hasil jualannya digunakan untuk kepentingan bersangkutan. Sudah diketahui orang dan diperingatkan untuk tidak membuat busur. Cara memasarkan, buat sendiri kemudian dipasarkan dari orang per orang," tandasnya.

Saat ini pelaku dan barang bukti diamankan di Mapolrestabes Makassar untuk proses hukum lebih lanjut.

"Untuk hukuman kita kenakan Pasal 2 ayat 1 UU Darurat dengan ancaman hukuman 1951 dengan ancaman hukuman 10 tahun," tutupnya. (KEK)