CARITAU JAKARTA – Nilai tukar (kurs) Rupiah pada Jumat (9/9/2022) dibuka menguat 26 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.875 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.901 per dolar.
"Nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis malam sebesar 75 basis poin," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Baca Juga: Modal Asing Hengkang dari RI Capai Rp13,61 Triliun di Awal Maret 2024
Menurut Ariston, kenaikan suku bunga acuan ECB sedikit banyak mengurangi tekanan penguatan dolar AS. Indeks dolar AS terlihat mengalami koreksi.
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pergerakan nilai tukar terhadap dolar AS masih belum lepas dari isu kenaikan lanjutan suku bunga acuan AS.
Semalam Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell masih menegaskan bahwa fokus bank sentral adalah menurunkan tingkat inflasi AS secara signifikan mendekati target 2 persen.
"Ini artinya kenaikan suku bunga acuan sebagai alat moneter untuk mengendalikan inflasi bakal terus dijalankan. Hal ini masih akan memberi tekanan ke rupiah," ujar Ariston dikutip Antara.
Dari dalam negeri, Ariston menilai pelaku pasar masih mengamati isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan inflasi yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.850 per dolar AS hingga Rp14.920 per dolar AS.
Pada Kamis (8/9/2022) rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.901 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.918 per dolar AS.(HAP)
Baca Juga: Rupiah Makin Tak Berdaya, Tembus Level Psikologis Rp15.800 Per Dolar AS
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024