CARITAU JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada Kamis (19/10/2023) pagi makin tak berdaya dan menembus level piskologis di Rp15.800 per dolar AS.
Rupiah pada Kamis (19/10/2023) tercatat melemah 0,47% atau 74,5 poin menembus ke level piskologis Rp15.804 per dolar AS. Dilansir dari Refinitiv, bahkan sempat menyentuh Rp15.820 per dolar atau melemah 0,60%. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 3,5 tahun terakhir.
Baca Juga: Ini Penyebab Penguatan Nilai Tukar Rupiah Menurut Ekonom
Pelemahan nilai tukar rupiah berpeluang terjadi seiring munculnya prediksi Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75% bulan ini, atau bahkan hingga akhir 2023.
Sementara pasar melihat The Fed masih belum akan melonggarkan suku bunga dalam waktu dekat. Terlebih, inflasi AS tetap tinggi yakni 3,7% (year on year/yoy) pada September 2023. Laju inflasi jauh di atas target The Fed yakni di kisaran 2%.
Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 4,1% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Sementara persentase lebih besar diproyeksikan pasar yakni pada pertemuan Desember sebesar 36,2% pelaku pasar meyakini The Fed akan menaikkan suku bunganya.
Jika suku bunga The Fed kembali dinaikkan di penghujung tahun 2023, maka tendensi untuk rupiah kembali melemah akan semakin besar mengingat imbal hasil US Treasury berpotensi kembali mencetak rekor tertingginya dan capital outflow dari Indonesia kemungkinan akan semakin deras terjadi.(HAP)
Baca Juga: Rupiah Bangkit dari Tekanan Dolar AS ke Rp15.580
Umat Budha Ziarah ke TMP Jelang Waisak di Madiun
500 Intelektual Prancis Desak Presiden Macron Akui...
Pencarian Korban Banjir Bandang Hari Kedelapan
Luhut Nyatakan Siap Bantu Prabowo Jadi Penasihat
Sekretaris BNPP Prof Zudan Dilantik Mendagri Tito...