CARITAU JAKARTA – Konflik antara Ukraina vs Rusia hingga saat ini belum menemui titik temu. Rusia berulang kali membantah akan melakukan invasi ke tetangganya Ukraina meski sudah melakukan mobilisasi ratusan ribu tentara dan senjata.
Meski diplomasi politik hingga kini terus digelar, namun ketegangan tingkat tinggi di perbatasan bisa saja menimbulkan gesekan kapan saja yang berujung pada invasi.
Baca Juga: Amerika Serikat Tidak Dukung Perang Baru di Lebanon Antara Israel dan Hizbullah
Teranyar, Rusia mengeluarkan ancaman akan langsung menyerang jika ada warga negara mereka yang dibunuh di Ukraina, termasuk di wilayah Donbass.
"Kami tidak akan menginvasi Ukraina kecuali bila kami diprovokasi untuk melakukan itu," kata Utusan Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov pada Selasa (15/2), dalam media lokal RIA, dikutip dari Reuters.
"Jika warga Ukraina meluncurkan serangan melawan Rusia, Anda seharusnya tidak kaget bila kami menyerang balik. Atau, jika mereka mulai membunuh warga negara Rusia secara terang-terangan, di Donbass atau wilayah mana pun."
Wilayah Donbass sendiri merupakan tempat bagi gerakan separatis Ukraina yang didukung Moskow. Pernyataan itu sama artinya melarang Ukraina untuk memerangi kelompok separatis. Situasi sulit ini bisa saja berakhir dengan perang kapanpun juga.
Lalu bagaimana kronologi konflik yang terjadi antara Ukraina vs Rusia? Caritau.com merangkum informasinya berikut ini seperti dilansir dari Al Jazeera:
November 2021: Citra satelit memperlihatkan penumpukan pasukan baru Rusia di perbatasan dengan Ukraina. Ukraina menyebut Rusia telah memobilisasi 100.000 tentara bersama dengan tank dan perangkat keras militer lainnya.
7 Desember 2021: Presiden AS Joe Biden memperingatkan Rusia tentang sanksi ekonomi dari Barat jika menyerang Ukraina.
17 Desember 2021: Rusia mengajukan tuntutan keamanan yang terperinci kepada Barat, termasuk bahwa NATO menghentikan semua aktivitas militer di Eropa timur dan Ukraina. Rusia juga meminta NATO untuk tidak pernah menerima Ukraina atau negara-negara bekas Soviet lainnya sebagai anggota.
3 Januari 2022: Biden meyakinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa AS akan ‘menanggapi dengan tegas’ jika Rusia menginvasi Ukraina.
10 Januari 2022: Pejabat AS dan Rusia bertemu di Jenewa untuk pembicaraan diplomatik namun gagal. Rusia mengulangi tuntutan keamanan yang menurut AS tidak dapat diterima.
24 Januari 2022: NATO menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat kehadiran militernya di Eropa Timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur. Beberapa negara Barat mulai mengevakuasi staf kedutaan dari Kyiv. AS menempatkan 8.500 tentara dalam siaga.
26 Januari 2022: Washington memberikan tanggapan tertulis terhadap tuntutan keamanan Rusia, mengulangi komitmen terhadap kebijakan ‘pintu terbuka’ NATO sambil menawarkan ‘evaluasi yang berprinsip dan pragmatis’ atas keprihatinan Moskow.
27 Januari 2022: Biden memperingatkan kemungkinan invasi Rusia pada Februari.
28 Januari 2022: Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tuntutan keamanan utama Rusia belum ditanggapi tetapi Moskow siap untuk terus berbicara. Presiden Ukraina Zelenkskyy memperingatkan Barat untuk menghindari menciptakan ‘kepanikan’ yang akan berdampak negatif terhadap perekonomian negaranya.
31 Januari 2022: AS dan Rusia berdebat tentang krisis Ukraina pada sesi tertutup khusus Dewan Keamanan PBB.
- Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada dewan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan mengancam keamanan global.
- Utusan Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menuduh Washington dan sekutunya mengobarkan ancaman perang, di mana Rusia terus menyangkal tudingan rencana invasi.
“Diskusi tentang ancaman perang sangat provokatif. Anda hampir menyerukan ini. Anda ingin itu terjadi,” kata Nebenzya. (DIM)
Baca Juga: Jerman Kritik Komentar Trump Soal Negara NATO yang Pelit Keluarkan Sumbangan
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024