CARITAU TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) diberitakan mengirimkan 230 pesawat kargo dan 20 kapal yang mengangkut persenjataan dan peralatan militer ke Israel. Bantuan militer AS tersebut mencakup peluru artileri, kendaraan lapis baja, dan peralatan tempur yang diperlukan oleh para tentara Israel, lapor surat kabar Yediot Ahronoth.
Kementerian Pertahanan Israel memperkirakan biaya dari perang yang saat ini berlangsung di Jalur Gaza mencapai sekitar 65 miliar shekel (Rp277,67 triliun).
Baca Juga: Blockout 2024: Gerakan Blokir Akun Selebriti yang Bungkam Soal Gaza
Dikutip dari sejumlah media Israel, seorang pejabat Kementerian Pertahanan, mengatakan bahwa tentara Israel telah menggunakan sebagian besar amunisi dari gudang -gudang persenjataannya pada awal perang.
“Namun, Israel berhasil mengisi kembali gudang-gudangnya sebagai persiapan menghadapi kemungkinan perang skala besar dengan kelompok Hizbullah Lebanon,” dilansir dari laporan Antara, Selasa (26/12/2023).
Setidaknya 489 tentara Israel tewas dalam perang dengan para pejuang Palestina di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menurut angka militer Israel.
Israel memborbardir Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel itu telah menewaskan sedikitnya 20.424 warga Palestina yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 54.036 orang.
Serangan Israel juga telah menghancurkan Gaza dan membuat 2 juta orang terpaksa mengungsi di wilayah padat penduduk tersebut dalam kondisi kekurangan makanan dan air bersih.
250 Orang Tewas dalam Serangan Natal di Gaza
Sementara itu, sedikitnya 250 warga Palestina tewas dan 500 terluka akibat serangan udara Israel di seluruh Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan di Gaza pada Selasa (26/12/2023).
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra mengatakan bahwa tim medis tidak dapat merawat semua korban luka yang tiba di rumah sakit.
Dia mengungkapkan semua korban mengalami jenis cedera yang belum pernah mereka lihat dalam perang-perang sebelumnya.
Dia menambahkan bahwa tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit yang beroperasi di selatan Jalur Gaza mencapai 350 persen.
Al-Qudra juga menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan dan medis yang tiba di Gaza tidak memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Hamas Tolak Jeda, Serukan Akhiri Perang
Hamas dalam sebuah pernyataan, Senin (25/12/2023) kembali menegaskan bahwa mereka menolak jeda sementara dan berupaya menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza secara permanen.
"Rakyat kami menginginkan agresi ini diakhiri secara permanen, bukan jeda sementara," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Kelompok perlawanan tersebut mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan perundingan pertukaran sandera dengan Israel kecuali "agresi tersebut benar-benar dihentikan."
Dalam perkembangan lainnya, Hamas membantah laporan media yang mengutip sumber keamanan Mesir bahwa kelompok tersebut dan gerakan Jihad Islam telah menolak usulan Mesir untuk menyerahkan kekuasaan di Gaza dengan imbalan gencatan senjata permanen.
Mesir, bersama dengan Qatar, membantu memediasi gencatan senjata selama seminggu pada bulan November di mana Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera dengan imbalan 240 tahanan Palestina (yang ditahan di Israel).
Hamas dan kelompok lainnya masih menyandera hampir 130 orang. Hamas telah berulang kali menolak pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan dengan Israel sebelum gencatan senjata total di Jalur Gaza dan penarikan pasukan Israel dari wilayah kantong yang terkepung tersebut. (IRN)
Baca Juga: Israel Ancam Palestina Jika Mahkamah Pidana Keluarkan Surat Penangkapan Pejabatnya
israel palestina jalur gaza hamas pendudukan israel amerika serikat Paket Bantuan Militer
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...