CARITAU MAKASSAR – Masih ingat dengan kasus dugaan pencabulan yang dilakukan seorang ayah kepada tiga anaknya di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel yang viral beberapa tahun lalu? Kasus itu kini telah ressmi dihentikan penyelidikannya oleh polisi.
Hal itu berdasarkan hasil gelar perkara yang dilakukan tim gabungan dari Polda Sulsel, Kementerian PPPA, Kantor Staf Presiden (KSP), Kompolnas, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dengan melibatkan ahli dari Apsifor yang digelar di Mapolda Sulsel, Jum'at (20/5/2022) lalu.
Baca Juga: Diduga Mabuk, Pratu J Tusuk Pengamen Gerobak Hingga Tewas
Menanggapi hal itu, tim kuasa hukum korban pencabula tiga anak di Luwu Timur menyesalkan penghentian penyelidikan tersebut sebab mengesampingkan keterangan para anak korban yang secara konsisten sejak 2019, serta saling bersaksi satu sama lain terkait peristiwa kekerasan seksual yang dialami.
"Dalam penanganan kasus anak korban kekerasan, pemeriksaan semestinya berangkat dari keterangan anak sebagai yang mengalami peristiwa. Untuk itu keterangan anak semestinya didudukkan sebagai bukti yang paling utama," ungkapnya salah satu tim hukum, Rosmiati Sain melalui rilis yang diterima Caritau.com, Senin (23/5/2022).
Ia menjelaskan, dalam proses penyelidikan akses informasi penanganan perkara yang minim berdampak pada tidak adanya ruang bagi pihak korban untuk terlibat dan memantau proses. Terjadi pembiaran laporan/ penanganan yang berlarut-larut oleh Kepolisian hingga sampai pada gelar perkara.
Di samping pemberitahuan gelar perkara yang tiba-tiba, dalam prosesnya penyidik juga tidak membuka dan menjelaskan tiap bukti yang diperoleh dari penyelidikan sehingga pihak-pihak yang hadir tidak dapat secara utuh memberikan masukan terhadap hasil penyelidikan.
"Catatan- catatan tersebut menunjukkan penanganan perkara oleh Kepolisian masih mengesampingkan kepentingan pihak korban," jelasnya.
Kemudian, Tim Kuasa Hukum menilai bukti permulaan terpenuhi untuk menyatakan ditemukannya peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana pencabulan dan/atau persebutuhan pada anak.
Penyelidikan adalah tahap awal sebagai proses penyidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat tidaknya dilakukan penyidikan. Demikian perkara layak untuk ditingkatkan ke Penyidikan sebagai proses lanjutan untuk mencari serta mengumpulkan alat bukti guna membuat terang tentang tindak pidana dan tersangkanya.
"Tim Kuasa Hukum menilai Kepolisian kembali terburu-buru menghentikan penyelidikan tanpa mencoba mendalami bukti-bukti yang diperoleh dan memaksimalkan upaya di tingkat Penyidikan termasuk melibatkan ahli yang dapat membantu membuat terang perkara," bebernya.
Sebagai tahap awal dari serangkaian proses dalam sistem peradilan pidana, tidak ditemukannya peristiwa yang diduga tindak pidana dalam Penyelidikan menurut penyidik, tidak berarti tindak pidana tidak terjadi atau secara hukum tidak terbukti.
"Kesimpulan penghentian penyelidikan tidak memberikan kepastian hukum yang sama dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas seseorang yang melakukan perbuatan pidana," bebernya.
Sejak awal kasus ini bergulir, lanjutnya, tim kuasa hukum senantiasa menempuh upaya yang berorientasi pada kepentingan dan perlindungan anak korban.
"Tim kuasa hukum akan tetap pada prinsip yang sama dan berada di pihak korban dalam upaya mencari keadilan," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Diduga Kerap Terlibat Aksi Kriminal di Makassar, Ormas B120 Siap Dievaluasi Polisi
kasus dihentikan kuasa hukum korban pencabulan tiga anak di luwu timur sesalkan sikap kepolisian kriminal pencabulan anak
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024