CARITAU JAKARTA - Hubungan Indonesia-Malaysia tampaknya tak pernah lepas dari kontroversi. Kali ini, netizen Indonesia kembali dibuat meradang oleh Malaysia lewat sebuah berjudul ‘Helo Kuala Lumpur’ yang ramai di media sosial karena dianggap menjiplak lagu ‘Halo-halo Bandung’.

Lagu ‘Helo Kuala Lumpur’ tersebut diunggah di kanal YouTube, Lagu Kanak TV. Berdasarkan pencarian, akun YouTube tersebut dibuat sejak 2016 dengan 781 ribu subscriber.

Lagu ‘Helo Kuala Lumpur’ tersebut masuk dalam bagian video panjang yang berdurasi 18 menit 59 detik. Video berjudul ‘Lagu Kanak Kanak Melayu Malaysia | HELO KUALA LUMPUR | Lagu Kanak Patriotik’ diketahui sudah diunggah pada 30 Juni 2018, lima yang tahun lalu.

Baca Juga: Prabowo dan Menhan Malaysia Sepakat Stabilitas Kawasan Jadi Prioritas

Bahkan, potongan, ‘Lagu Helo Kuala Lumpur’ tersebut  menjadi lagu pembuka video berisi lagu-lagu anak-anak tersebut. Lagu ‘Helo Kuala Lumpur’ yang berdurasi selama 1 menit 37 detik itu kemudian disambung dengan lagu anak-anak lainnya.

Hingga Selasa (12/9/2023), video tersebut telah diputar lebih dari 52 ribu kali. Terpantau, kolom komentar di laman video tersebut telah dinonaktifkan.

Tak hanya video yang diunggah 5 tahun lalu, akun Lagu Kanak TV juga mengunggah ulang lagu tersebut pada 27 Mei 2020. Berbeda dengan unggahan pada tahun 2018, yang diunggah hanya lagu ‘Helo Kuala Lumpur’ yang berdurasi 1 menit 43 detik. Video tersebut kali ini diberi judul ‘Nasyid Kanak-Kanak Islam Malaysia | Helo Kuala Lumpur | Lagu Patriotik Malaysia’.

Sama halnya dengan video sebelumnya, pada video terbaru kolom komentar juga telah ditutup.

Namun, di platform media sosial lainnya yakni twitter, lagu tersebut menjadi viral. Lagu berbahasa Melayu Malaysia itu dinilai menjiplak lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki.

Di Indonesia, lagu ‘Halo-Halo Bandung’ adalah salah satu lagu nasional yang diciptakan oleh Ismail Marzuki dengan tempo 4/4. Lagu ini mengusung tema perjuangan dengan tempo mars penuh semangat ketika dinyanyikan. Lagu Halo-halo Bandung diciptakan pada tahun 1946 saat terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api pada 23-24 Maret 1946 (IRN)

Baca Juga: Polisi Malaysia Tembak Mati Tersangka Pembunuh WNI di Petaling Jaya