CARITAU JAKARTA - Kasus dugaan penipuan yang menyeret nama perusahaan PT Asuransi Astra Life memasuki babak baru. Ditengah tuntutan ke-24 nasabah di Jawa Timur yang mengaku mengalami kerugian Rp1,2 miliar, muncul pengakuan salah satu mantan nasabah yang mengaku memiliki pengalaman serupa.
Bernasib lebih baik, nasabah yang diketahui bernama Budi itu mengaku, menerima haknya sesuai kesepakan. Meski jalan yang harus dilaluinya berproses.
Baca Juga: Industri Asuransi RI di Bawah Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam, Ini Strategi OJK
Dalam keteranganya, Budi mengatakan, bahwa dirinya juga sempat mengalami hal yang sama dengan apa yang terjadi kepada 24 nasabah di sekitar Jawa Timur. Dikatakannya, saat itu dirinya telah menjadi anggota selama 9 bulan.
Ia menjelaskan, bahwa selama terdaftar menjadi nasabah, ia tidak pernah menerima premi atau buku asuransi. Bahkan pihak Astra saat itu tidak memberikan penjelasan apa-apa tarkait permasalahan itu.
Mengetahui hal itu, Budi lalu memutuskan untuk mengajukan proses pengembalian premi yang telah dibayarkannya. Ia mengaku saat itu nasib baik berpihak kepadanya, lantaran ia mendapatkan haknya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan pihak Astra Life.
Apa yang dialami Budi berbeda dengan ke 24 nasabah di Jawa Timur. Pasalnya, ke 24 nasabah itu hingga saat ini masih terus berjuang mendapatkan hak-haknya.
"Saya ikut waktu itu bulan 9an, untuk pengajuan pengembalian preminya sekitar 2 mingguan dari bulan yang ditentukan. Namun saya lupa waktu itu kapan ditentukan tanggal berapa, yang jelas bulan 9 saya mulai ikut pengajuannya 2-3 mingguan untuk ditransfernya bulan 10,” jelas Budi.
Budi mengungkapkan, bahwa saat itu pihak PT Astra Life telah mengembalikan hak-haknya dan memproses pengajuan pengembalian premi itu kepadanya selama satu bulan. Meski demikian, saat itu pihak Astra tidak memberikan informasi apapun kepadanya, namun secara tiba-tiba uang premi itu ditransfer ke rekening pribadinya.
"Jedanya Hanya satu bulan, 3 Minggu ya sebulan lah. Tapi kasus nya sama belum terima premi atau buku asuransi, ia polis, tapi ga ada ya konfirmasi apa -apa dengan Astra Life itu sendiri langsung ditransfer," tutur Budi.
Budi mengungkapkan, saat itu selain dirinya, ada juga temenya yang mendapat masalah yang sama. Ia menambahkan, namun teman-temanya itu proses pengajuan preminya memakan waktu cukup lama dibandingkan dirinya.
"Paling lama itu teman-teman pada bulan April 2022 sampai Oktober sampai kami ingin mengajukan pembatalan pada bulan November kita gak dapat asuransi apa-apa, tapi sabarnya itu dari April memangnya," tandas Budi.
Nasabah di Jawa Timur Kecewa, Haknya Tak Kunjung Didapat
Menanggapi pengalaman Budi, Yunus selaku Koordinator 24 Nasabah di Jawa Timur yang merasa dirugikan sebesar Rp1,2 miliar pun juga angkat bicara. Ia mengaku kecewa dengan sikap PT Astra Life yang hingga saat ini belum kembalikan hak-hak para nasabah.
"Ada apa? Kok bapak Budi ini bisa sesuai, kami tidak. Selain itu, terkait alamat yang diklaim salah. Kalo salah kenapa ada nasabah yang bisa menerima polis pertama namun yang kedua ga bisa karena alamat dianggap tidak sama. Kan aneh,” kata Yunus.
Yunus mengungkapkan, kalaupun memang ditemukan perbedaan, seharusnya pihak Astra Life melakukan klarifikasi ulang terhadap alamat nasabah yang dianggap tidak sama. Namun, pada kenyatanya, lanjut Yunus, para nasabah sudah 6 bulan tidak menerima polis dan tidak mendapatkan penjelasan apapun dari Astra Life.
Selain itu, menurut Yunus, penjelasan Astra Life terkesan mengkambing-hitamkan pihak agen asuransi. Padahal, selama ini pembayaran premi langsung ditujukan ke rekening PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life).
“Kami masih mencari hubungannya apa? Kan pembayaran langsung ke rekening Astra Life. Kita tidak pernah membayar lewat agen. Lalu Fraudnya dimana?,” ujar Yunus.
Dalam proses meminta hak-haknya, bahkan Yunus mengaku ke 24 nasabah termasuk dirinya sempat didatangi dua orang pria berinisial PR dan PG yang mengaku sebagai customer service atau marketing Astra life. Kedua orang itu pun sampai mendatangi ke rumah 24 nasabah dengan alasan hendak melakukan survei soal keluasan terhadap pelanggan.
"Kedua orang ini mengaku dari Astra Life dengan membawa souvenir berlogo Astra Life namun tidak dilengkapi dengan id card. Anehnya lagi, mereka ini memperkenalkan dengan nama yang berbeda-beda ketika menghadapi kami selain itu rumah kami difot-foto tanpa ijin. Apa ini yang dimaksud Astra Life sebagai pelayanan terbaik?,” bebernya Yunus mempertanyakan. (GIB)
Baca Juga: OJK Perketat Pengawasan Asuransi dengan Tiga Lapis, Seberapa Besar Dampaknya
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...