CARITAU JAKARTA - Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan memprediksi, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan semakin merosot dari yang sekarang sudah berada di angka hampir 16 ribu per dolar Amerika Serikat.
Menurut Anthony, keterpurukan rupiah terjadi mengingat kondisi perekonomian global yang saat ini berada dalam kondisi tak menentu.
"Kalau rupiah bisa sampai Rp 17 ribu, Rp 18 ribu, Rp 20 ribu itu akan terjadi chaos," kata Anthony dalam keterangan yang diterima, Rabu (26/10/2022).
Baca Juga: Analis: Rupiah Berpeluang Meningkat, Dampak Potensi Turunnya The Fed di 2024
Diketahui, nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS terus memburuk. Hal itu karena kenaikan suku bunga The FED yang terpengaruh kondisi perekonomian global terjadi resesi.
Imbas dari kebijakan ekonomi negeri Paman sam tersebut diramal tak sesuai dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang dituangkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) Tahun 2022.
Baca juga : Masih Terpuruk, Rupiah Tembus ke Rp16.000
Anthony menyarankan pemerintah Indonesia untuk menahan laju inflasi yang bisa dipengaruhi oleh lonjakankurs rupaih terhadap dolar Amerika Serikat ini.
Cara praktis untuk menjaga laju inflasi, lanjut Anthony, adalah dengan memperoleh bantuan dari luar negeri untuk menjaga nilai tukar rupiah bisa tertahan di bawah Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat.
"Kalau itu tidak terjadi, kita akan seperti Sri Lanka, seperti Argentina, seperti Turki dengan mata uangnya begitu melemah," ujar Anthony.
"Jadi ini masalah utama, bahwa bagaimana kita bisa mempertahankan ekonomi ini, semua ekonomi, krisis ekonomi yang berawal dari nilai tukar," tambahnya.
Di samping itu, Anthony menyebutkan faktor lain yang bisa membuat Indonesia masuk ke dalam lubang resesi adalah mandeknya investasi asing, meski hal tersebut tidak selalu menjawab tantangan resesi yang terjadi saat ini.
Baca juga : Waduh, BEM UI Sebut Kabinet Indonesia Maju Sebagai Kabinet 'Nasakom' atau Nasib Satu Koma
"Di luar negeri masih terjadi resesi, tidak ada uang mengalir ke sini (Indonesia)," kata dia.
Maka dari itu, Anthony mendorong Presiden Joko Widodo untuk melakukan pendekatan untuk bisa memperoleh aliran dana dari Asian Development Bank (ADB).
"Yang bisa membantu adalah itu multilateral salah satunya Asian Develepment Bank, nah itu yang bisa membantu untuk memberikan pinjaman," pungkasnya. (DID)
Baca Juga: Rupiah Bangkit dari Tekanan Dolar AS ke Rp15.580
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024