CARITAU JAKARTA - Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyeru kepada mereka yang memiliki pengaruh atas Israel untuk mencegah operasi militer di Rafah, Gaza Selatan, yang bakal menimbulkan jatuhnya ribuan korban sipil dan pengungsian.
"Serangan militer di Rafah akan menjadi eskalasi yang yang tak tertahankan, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi,” kata Guterres, Selasa (30/4/2024).
Menyoroti kegawatan situasi ini, Sekjen PBB menekankan, serangan militer tidak hanya akan menimbulkan dampak menghancurkan bagi warga Palestina di Gaza, tetapi juga dampak signifikan di seluruh wilayah tersebut.
Sekjen PBB menekankan buruknya situasi di Gaza sejak serangan Israel 7 Oktober, dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan, pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh sandera, serta peningkatan besar-besaran bantuan kemanusiaan.
“Demi masyarakat Gaza, demi para sandera dan keluarga mereka di Israel, dan demi kawasan dan dunia yang lebih luas, saya sangat mendorong pemerintah Israel dan pimpinan Hamas mencapai kesepakatan. " ujarnya.
Guterres juga menunjukkan keprihatinan terkait laporan yang muncul dari Gaza, bahwa rumah sakit berubah menjadi pemakaman setelah adanya temuan kuburan massal.
“Saya sangat prihatin dengan laporan, bahwa kuburan massal telah ditemukan di beberapa lokasi di Gaza, termasuk Kompleks Medis Al Shifa dan Kompleks Medis Nasser,” kata Guterres.
"Sangat penting bagi penyelidik internasional independen, dengan keahlian forensik, untuk segera diberikan akses ke lokasi kuburan massal, untuk mengetahui secara pasti keadaan di mana ratusan warga Palestina kehilangan nyawa mereka dan dikuburkan, atau dikuburkan kembali.”
Selain itu, Guterres mengingatkan bahwa bahwa anak-anak dan mereka yang berkebutuhan khusus sedang sekarat karena kelaparan dan penyakit di Gaza, serta mendesak semua orang untuk melakukan segala yang mungkin untuk mencegah kelaparan yang disebabkan oleh manusia, yang sepenuhnya dapat dicegah.
Mengingat pentingnya menerapkan segala macam tekanan untuk mencegah tragedi yang mengerikan, Guterres mengatakan, hambatan terbesar dalam memberikan bantuan ke Gaza adalah kurangnya keamanan bagi pekerja kemanusiaan.
Dia mengatakan konvoi bantuan kemanusiaan, fasilitas, staf, dan penerima manfaat tidak boleh menjadi sasaran tembak.
Guterres seperti dirilis Antara, mengungkapkan terima kasih atas bantuan melalui udara dan laut, namun menekankan bahwa metode tersebut tidak bisa menggantikan akses melalui rute darat. Dia mengulangi seruannya kepada otoritas Israel untuk mengizinkan bantuan yang aman, cepat dan tanpa hambatan.
“Ini adalah momen untuk menegaskan kembali harapan dan kontribusi kami terhadap solusi dua negara, satu-satunya jalan berkelanjutan menuju perdamaian dan keamanan bagi Israel, Palestina, dan kawasan yang lebih luas,” katanya. (BON)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...