CARITAU WASHINGTON – Presiden AS Joe Biden dilaporkan bakal mengancam Presiden China Xi Jinping bahwa Beijing akan menanggung akibat jika mendukung operasi militer Rusia di Ukraina.
Baca Juga: Moskow dan Tentara Bayaran Wagner Capai Kesepakatan Damai, Operasi Militer di Ukraina Berlanjut
Blinken bahkan membuka kekhawatiran Paman Sam.
"Kami prihatin mereka mempertimbangkan dukungan langsung bagi Rusia dengan peralatan militer untuk digunakan di Ukraina," katanya.
China Bantah Dukung Rusia
Tak hanya terkait persenjataan, Washington ternyata juga khawatir China membantu Rusia mengatasi sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara barat.
Invasi Rusia di Ukraina yang kini memasuki pekan keempat ternyata juga meningkatkan ketegangan hubungan AS-China yang panas, serta meredupkan harapan Biden untuk meredakan perselisihan di antara kedua negara dengan memanfaatkan hubungan personalnya dengan Xi sejak sebelum jadi presiden.
Biden menyambut Xi dengan hangat ketika bertemu di konferensi video untuk pertama kali pada November. Xi memanggil Biden sebagai seorang kawan lama.
Para pejabat AS saat ini melihat China semakin dekat dengan Rusia setelah Xi dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari lalu mengumumkan ’kemitraan strategis tanpa batas’.
China pun sudah menolak untuk mengutuk aksi Rusia di Ukraina, termasuk menyebutnya sebagai invasi. Negara itu juga telah menyensor konten internet yang pro-barat dan tidak menguntungkan Rusia.
Beijing meski mengakui kedaulatan Ukraina, juga mengatakan bahwa Rusia memiliki hak keamanan yang harus dipenuhi, serta mendesak sebuah solusi diplomatik atas konflik tersebut.
Meskipun Biden telah mengancam akan membalas jika China membantu Rusia di Ukraina, para pejabat semakin meragukan kemungkinan itu.
“AS dan sekutunya belum memutuskan secara tepat langkah-langkah yang diambil terhadap China,” kata seorang sumber di Washington yang mengetahui hal itu seperti dikutip Antara.
Membidik Beijing dengan sanksi ekonomi yang serupa dengan Rusia akan membawa konsekuensi buruk bagi AS dan dunia, mengingat China merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua dan eksportir terbesar dunia.
Pertemuan selama tujuh jam di Roma pada Senin antara para bawahan Biden dan Xi, digambarkan sebagai perbincangan yang ‘sulit’ oleh sejumlah pejabat.
Pemerintahan Biden belum memberikan bukti atas tuduhan mereka bahwa China telah menunjukkan kesediaan untuk membantu Rusia.
Moskow sebelumnya juga sudah membantah meminta dukungan militer dari China, sementara Kementerian Luar Negeri China menyebut tuduhan itu sebagai informasi sesat.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan, pada pekan ini negaranya mengandalkan China untuk membantu menghadapi sanksi ekonomi barat yang bertujuan untuk mengisolasi ekonomi Rusia dari dunia luar.
Perang di Ukraina bukan satu-satunya topik menantang dalam agenda pembicaraan Biden dan Xi. Kedua pemimpin diperkirakan juga akan membahas perundingan nuklir Iran, peluncuran rudal Korea Utara dan isu terkait Taiwan.(HAP)
Baca Juga: Ayatollah Khamenei: Amerika Serikat Ambil Keuntungan di Tengah Kemelut Perang Ukraina
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...