CARITAU MOSKOW - Rusia berencana untuk terus memperkuat invasinya ke Ukraina. Kali ini dengan membangun dua pangkalan militer di wilayah selatan Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyebutkan, pembangunan pangkalan militer tersebut bertujuan untuk mendukung aktivitas Angkatan Laut Ukraina.
"Pelabuhan di Berdyansk dan Mariupol berfungsi penuh. Kami berencana membangun pangkalan militer untuk mendukung kapal, layanan darurat, dan perbaikan unit di Angkatan Laut," kata Sergei Shoigu pada AFP dikutip Kamis (22/12/2022).
Perihal tersebut diungkapkan Shoigu saat rapat bersama Presiden Vladimir Putin dan petinggi militer Rusia di Moskow. Dua lokasi yang dipilih yakni Pelabuhan Berdyansk ada di wilayah Zaporizhzhia dan Pelabuhan Mariupol di wilayah Mariupol, selatan Ukraina.
Rusia telah menduduki Mariupol sejak awal invasi berlangsung pada Februari lalu. Wilayah itu menjadi salah satu titik perang tentara Rusia dengan Ukraina.
Rencana pembangunan pangkalan militer ini berlangsung ketika pasukan Rusia dilaporkan terus mengalami kemunduran di Ukraina. Pasukan Putin medan perang dikabarkan terus melemah hingga mengalami kekurangan logistik sampai kelaparan.
China Desak Rusia untuk Menahan Diri
Sementara itu, di waktu yang sama, Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev bahwa pihak-pihak terkait dengan krisis Ukraina harus tetap rasional dan menahan diri, Rabu (21/12/2022).
Xi meminta semua pihak terkait untuk terlibat dalam dialog komprehensif dan mengatasi masalah keamanan bersama melalui cara politik, menurut kantor berita resmi China Xinhua.
China ‘menjunjung tinggi objektivitas dan keadilan’ dan secara aktif mempromosikan pembicaraan damai, kata Xi kepada Medvedev selama pertemuan mereka di Beijing, dilansir dari Xinhua.
Medvedev saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan pemimpin partai Rusia Bersatu yang berkuasa.
Medvedev, yang diundang oleh Partai Komunis China, mengatakan ada alasan krisis Ukraina terjadi dan hal itu sangat rumit. Dia menambahkan Rusia bersedia untuk menyelesaikan masalah melalui pembicaraan damai.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Beijing telah menahan diri untuk tidak mengecam Moskow dan menentang sanksi yang dikenakan oleh negara-negara Barat.
Namun, Xi telah menyatakan keprihatinannya tentang perang di Ukraina dan menyampaikan keberatan atas penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir di negara Eropa Timur itu. (IRN)
rusia ukraina china invasi rusia krisis ukraina vladimir putin xi jinping pangkalan militer dewan keamanan rusia
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...