CARITAU JAKARTA – Presenter TV Israel Shai Golden jadi buruan netizen Indonesia karena pernyataan kontroversialnya melemparkan ancaman kepada warga Gaza. Akibatnya akun media sosial sang presenter langsung diserbu netizen Indonesia dengan berbagai hujatan.

Aksi itu ternyata membuat Shai Golden kena mental juga. Ribuan hujatan netizen yang tergabung dalam pasukan #JulidFiSabilillah membuat Shai mengirimkan permintaan maaf dan memohon agar netizen Indonesia berhenti menyerang dirinya dan keluarganya.

Ya, serangan netizen ternyata juga diarahkan kepada keluarga Shai serta orang-orang terdekatnya. Dalam postingan di akun X @Avolanza menampilkan screenshot dari akun Instagram Shai Golden yang meminta agar netizen Indonesia berhenti melemparkan hujatan di akun officialnya.

“Saya minta pada semua netizen Indonesia untuk berhenti menghujat dan memposting kata-kata yang kasar di official akun saya,” tulis Shai Golden lewat akun Instagram pribadinya.

Ia mengaku serangan dari netizen Indonesia membuat istri beserta keluarganya sangat terganggu.

“Istri saya beserta keluarga sangat terganggu dengan postingan tersebut, saya minta maaf atas semua yang pernah saya lakukan,” lanjut Shai.

Sebelumnya diberitakan, Shai Golden melontarkan ancaman kepada warga Gaza dalam salah satu siarannya. Ia dengan lantang mengatakan bahwa pihaknya akan mendatangi Gaza, Lebanon, bahkan Iran serta negara manapun untuk menghancurkan musuh-musuh Israel.

Ia juga sesumbar bahwa Israel siap berperang dengan siapa saja termasuk Amerika dan semua negara di dunia. Sontak saja netizen Indonesia pun geram dengan perkataan Shai. Lalu muncullah tagar #JulidFiSabilillah  dan tanpa ampun menyerang akun media sosial Shai, keluarga, hingga orang terdekatnya.

Meski Shai sudah memohon maaf, netizen Indonesia ternyata tidak menggubrisnya. Ribuan komentar terus membanjiri akun media sosial Shai. (FAR)

Baca Juga: Operasi Militer Israel Terus Berlanjut, PBB Catat Tingkat Malnutrisi Gaza Terburuk di Dunia

Baca Juga: Joe Biden Sebut Israel Tak Boleh Serang Rafah Tanpa Perlindungan untuk Warga Sipil