CARITAU TRIPOLI - PBB melalui OCHA (Koordinasi Urusan Kemanusiaan) menyebutkan, sedikitnya 11.300 orang tewas dan sekitar 10.100 hilang di kota Derna, Libya. Hal tersebut merupakan dampak dari banjir dahsyat akibat badai Daniel yang menerjang Libya beberapa hari lalu.
Diperkirakan 170 orang tewas akibat banjir yang melanda wilayah lain di negara tersebut, dan lebih dari 40.000 orang terpaksa mengungsi, kata laporan PBB, mengutip data terbaru Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dilansir dari Reuters, Senin (18/9/2023).
Baca Juga: Arab Kecam Ketidakmampuan DK PBB Keluarkan Resolusi Buat Negara Palestina
Angka tersebut diperkirakan meningkat seiring dengan masih terus berlangsungnya upaya pencarian dan penyelamatan, kata kantor berita Arab Saudi SPA.
Sementara itu, hingga saat ini tidak ada laporan mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban banjir bandang Libya, yang terjadi pada 10 September itu menyusul badai besar dan hujan yang melanda sejumlah kota di negara tersebut.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, Kamis (14/9) lalu mengatakan mayoritas WNI tinggal di Libya barat dan jauh dari lokasi banjir yang menghantam beberapa wilayah di Libya timur.
Dia menambahkan Kedutaan Besar RI di Tripoli terus memantau situasi di lapangan untuk memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban.
Namun, Judha tetap meminta keluarga yang hilang kontak dengan keluarganya yang berada di Libya agar menghubungi hotline KBRI Tripoli +218944815604.
Sebelumnya, Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan, dana darurat sebesar USD10 juta dolar atau sekitar Rp153 miliar siap dikucurkan untuk Libya. Dana tersebut digunakan untuk membantu Libya menangani banjir dahsyat yang mengakbatkan ribuan orang tewas.
"Saya segera mengucurkan USD10 juta dolar AS (sekitar Rp153 miliar) dari dana darurat PBB, CERF, dan pengajuan bantuan tambahan sedang diupayakan," kata Martin Griffiths lewat pernyataan yang menggambarkan skala bencana tersebut, dikutip Kamis (14/9/2023).
"Memberikan pasokan penyelamat nyawa bagi masyarakat, mencegah krisis kesehatan sekunder serta mengembalikan keadaan normal segera harus menyingkirkan kekhawatiran lainnya pada masa sulit yang dihadapi Libya ini," kata Griffiths.
Dia menghargai negara tetangga Libya dan negara lainnya yang telah mengambil tindakan dan menerjunkan tim SAR, dokter dan memberikan pasokan logistik dan obat-obatan. (IRN)
pbb Libya Banjir Besar Libya KJRI Libya WNI di Libya Tripoli
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...