CARITAU JAKARTA - Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menyoroti meme Puan Maharani berbadan tikus. Meme tersebut diunggah Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) sebagai bentuk protes terkait pengasahan Perppu Cipta Kerja.
Sahroni mengatakan, wajar jika mahasiswa melontarkan kritik. Namun kritik serharusnya disampaikan pada koridor yang substanstif. Menurutnya jika kritik disampaikan menyerang martabat dan personal sesorang, dapat menambah masalah baru.
Baca Juga: Gusar Sikap Anies Kritik Pemerintah, Politisi PDIP Minta NasDem Tegas
"Jangan dengan hal-hal yang simbolis, apalagi sudah menyerang martabat dan personal seseorang. Hal ini tidak memberi solusi bahkan bisa membawa ke masalah baru. Karena suka tidak suka ada undang-undang yang melindungi hak personal ini," kata Sahroni, Jumat (24/3/2023).
Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu, kemudian menanggapi kekhawatiran Prof Hendrawan (politisi senior PDIP) yang menyebut BEM UI dimanfaatkan pihak lain, dirinya tak mau buru-buru menyimpulkan hal itu.
"Mahasiswa memang sering kali sangat ekspresif dan menggebu dalam menyuarakan pendapat. Kita sebagai orang-orang di parlemen dan di pemerintahan tidak boleh reaktif juga terhadap mereka, melainkan harus mengakomodasi suara mereka sambil menjelaskan kepada mereka cara-cara yang benar dalam bernegara dan mengutarakan pendapat. Bukan secara instan memvonis mahasiswa yang berbeda pendapat sedang dimanfaatkan oleh oknum tertentu," ujarnya.
Diketahui, BEM UI mengunggah meme Puan Maharani berbadan tikus sebagai bentuk protes terkait pengasahan Perppu Cipta Kerja. Dalam unggahannya, BEM UI memuat kritikan perihal sikap DPR dalam pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi undang-undang. BEM UI juga mengubah akronim DPR menjadi Dewan Perampok Rakyat.
Selain memuat sejumlah kalimat kritik, unggahan itu juga menampilkan animasi dengan memuat meme Puan dengan badan tikus. Animasi itu juga disertai tulisan 'Kami Tidak Butuh Dewan Perampok Rakyat'.
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang angkat bicara terkait unggahan tersebut. Dia menyebut hal itu sebagai bentuk kemarahan BEM UI atas sikap DPR.
"Saya rasa keseluruhan publikasi kami tersebut sudah menggambarkan kemarahan kami terhadap DPR hari ini," kata Melki saat dihubungi, Rabu (22/3/2023). (DID)
Prosesi Pengambilan Api Dharma Waisak
Imbau Bacapres Soal Kampanye di Tempat Ibadah, Baw...
Polisi Buru Empat Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa Un...
Safari Politik di Masjid Agung Banten, Bawaslu Per...
Sidang Uji Formil UU Cipta Kerja, Jumhur Hidayat:...