CARITAU JAKARTA – Direktur Political Public and Policy Studies (P3S), Jerry Massie menyoroti Ihwal penetapan status tersangka kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri terkait kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL). Firli saat ini sudah diberhentikan sementara oleh Presiden Jokowi dan posisinya digantikan oleh Nawawi Pomolango.

Kasus dugaan pemerasan itu pun ditenggarai merupakan momen sejarah kali pertama bagi KPK sejak awal berdiri.

Baca Juga: Kasus Korupsi Kemenaker, KPK Tahan Politikus PKB Reyna Usman

Menyikapi hal itu, Jerry menilai, sebagai pihak lembaga pemberantasan korupsi, KPK saat ini harus berbenah secara total mengingat kasus itu merupakan tamparan keras. Sebab, sosok Firli sebagai ketua yang seharusnya dapat menjadi barometer keteladanan bagi anggota kini malah  terjerat kasus pidana yakni dugaan pemerasan terhadap SYL.

Oleh karena itu, Jerry berharap, sosok yang akan memimpin KPK di periode berikutnya adalah orang yang kompeten, berintegritas, jujur, dan dapat terhindar dari kepentingan-kepentingan politik pragmatis atau political interest.

“Saya kira calon pimpinan KPK ke depan harus lebih berintegritas. Kalau di undang koruptor ketemu harus ditolak,” kata Jerry pada Sabtu (25/11/2023).

Dalam keterangannya, Jerry menyebut sosok yang pantas menjabat Ketua KPK pada periode berikutnya seharusnya merupakan seorang yang tidak memiliki hubungan relasi kedekatan apapun dengan seluruh pejabat publik. Menurut Jerry, hal itu ditujukan untuk mencegah munculnya isu kepentingan politik dan relasi kuasa di internal KPK.

Ia mengungkapkan, seharusnya sosok yang akan mengisi bangku Ketua KPK nanti merupakan seorang yang demokratis dan tidak pandang bulu dalam memberantas kasus korupsi.

Selain itu, dia berharap, Dewan Pengawas KPK harus bekerja lebih ekstra dalam rangka untuk mengawasi kerja-kerja Ketua maupun jajaran KPK dalam melakukan penindakan terhadap kasus dugaan korupsi agar tidak terulang lagi kasus pemerasan terhadap tersangka yang telah dicolok oleh lembaga tersebut.

"Ketua KPK selanjutnya harus memiliki sikap yang transparan dalam dan juga perlu ada controlling dari dewan pengawas. Akses apapun tersembunyi soal komunikasi itu tidak boleh sembarangan. Kan sudah digaji besar jadi tak boleh ada side job di luar KPK,” tegas Jerry.

Di sisi lain, menurut Jerry, proses pemilihan Ketua KPK selanjutnya harus diawasi dan juga terbuka kepada masyarakat. Jerry menegaskan, yang paling tepenting, pemimpin KPK nantinya itu harus bebas dari tekanan dan kepentingan politik.

“Track recordnya harus dipelajari DPR, dan juga bukan pemimpin yang tamak dan rakus akan kekuasaan,” terang Jerry.

Dia menilai, sebagai Ketua KPK, seharusnya bekerja dengan mendedikasikan dirinya untuk bersih dari kepentinga politik dan kepentingan yang. Sebab, hal itu harus sesuai dengan aturan yang telah termaktub dalam Undang-Undang KPK sendiri.

Kendati demikian, ia menambahkan, bahwa terungkapnya kasus dugaan pemerasan yang di duga dilakukan Firli Bahuri itu harus dijadikan pelajaran yang sangat berharga bagi KPK agar dapat berbenah diri untuk menjalankan tugas sebagai lembaga pemberantas korupsi.

“Karena belum tentu kalau kita jadi Ketua KPK kita bersih dalam segala hal, atau kita 100 persen orang jujur, tapi yang terutama sekarang adalah pimpinan yang tipikal bukan memperkaya diri dan cinta uang,” tandas Jerry.

Sebagai informasi, pihak Polda Metro Jaya telah resmi menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terhadap SYL dalam penanganan kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2021

Adapun lenetapan tersangka kepada Filri itu telah diputuskan Polda Metro Jaya (PMJ) setelah penyidik melaksanakan gelar perkara.

“Telah dilaksanakan gelar perkara dengan hasil ditemukannya bukti yang cukup untuk menetapkan saudara FB selaku Ketua KPK RI sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan,” tegas Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada awak media, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023). (GIB)

Baca Juga: Polisi Selidiki Harta Firli Bahuri yang Tak Dilaporkan ke LHKPN