CARITAU JAKARTA - Peristiwa pembunuhan yang telah menewaskan seorang pria yang berprofesi sebagai sopir taksi online di daerah Cimanggis, Depok, Jawa Barat, bernama Sonny Rizal Tahitu berusia sekitar 60 tahun mulai menemukan titik terang.
Hal itu lantaran, Polda Metro Jaya telah berhasil meringkus pelaku yang merupakan anggota aktif Polri, dari tim satuan tugas Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror bernama Haris Sitanggang alias Bripka Haris (HS).
Baca Juga: Pembunuh Sopir Taksi Daring di Semarang Divonis Seumur Hidup
Kasus pembunuhan terhadap Sonny sosok supir taksi online itu terjadi di komplek Bukit Cengkeh Satu, Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Senin (23/1/2023) lalu. Berdasarkan informasi yang diterima, kasus pembunuhan itu berhasil terungkap lantaran polisi menemukan identitas pelaku masih tertinggal di dalam mobil korban.
Belum lama ini, Polisi telah menyebutkan bahwa motif pembunuhan tersebut disinyalir tersangka ingin merampas mobil yang dikendarai dan juga ingin merampas barang-barang berharga lain yang dimiliki korban.
Selain itu, Polisi juga turut menyebut motif lain yakni, tersangka mengaku stres lantaran terlilit hutang hingga ratusan juta rupiah akibat perilakunya yang sering bermain judi online.
Disisi lain, paska peristiwa pembunuhan terjadi, Caritau.com berkesempatan mengunjungi TKP dan mewawancari salah satu warga yang letak rumahnya hanya berjarak 10 meter dari lokasi kejadian. Pada momen itu, warga yang bernama Yanti dengan usia sekitar 50 tahun itu menyebut bahwa dalam peristiwa itu barang berharga milik korban tidak ada yang hilang atau dirampas oleh pelaku.
"Kayanya barang-barang milik korban gak ada yang hilang. Masih ada hanphone tab, dompet masih ada didalam sakunya. Tapi kita kan gak boleh megang. Didalam isi dompet ada KTP dan surat-surat lainya," tutur Yanti kepada Caritau.com Senin (23/1/2023) lalu.
Pengakuan Yanti yang menyebut bahwa mobil pribadi dan barang berharga milik korban tidak ada yang hilang itu telah menimbulkan sejumlah pertanyaan publik atas motif pembunuhan yang telah ditetapkan Polda Metro Jaya (PMJ). Sebab, dalam keteranganya PMJ mengatakan bahwa tersangka melakukan pembunuhan lantaran ingin merampas barang atau merampok korban.
Merespon hal itu, Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menilai, jika tidak ada barang berharga milik korban yang hilang dalam tragedi pembunuhan sadis itu, bisa jadi ada motif lain yang dapat mempengaruhi kondisi mental dari tersangka.
Reza mengungkapkan, biasanya dalam peristiwa pembunuhan terhadap seseorang itu bisa terjadi dengan berbagai macam latarbelakang masalah. salah satunya, menurut Reza, pembunuhan supir.
taksi online itu bisa terjadi lantaran emosional dan mental tersangka sedang terganggu akibat hutang dan berbagai macam masalah lainnya.
Sebab, menurut Reza, dalam konstruksi realitas perilaku dan tindakan pelaku kejahatan itu bisa dilatarbelakangi dengan motif instrumental dan motif emosional. Dalam kasus ini, Reza melihat, bahwa motif dari pembunuhan terhadap supir taksi online itu disinyalir akibat motif emosional.
"Pelaku kejahatan bisa punya motif instrumental dan motif emosional. Kalau tidak ada barang barang milik korban yang hilang, maka boleh jadi pelaku bermotif emosional," kata Reza kepada Caritau.com Jumat (10/2/2023).
Dalam keteranganya, saat awal mendapat kabar informasi Ikhwal peristiwa pembunuhan supir taksi online itu, Reza mengaku secara spontan menerka-nerka bahwa peristiwa tersebut diduga terjadi lantaran pengaruh narkoba, miras atau efek lain yang menimbulkan perasaan negatif terhadap rasa emosional korban.
"Nah, pada momen saya terima info tentang kejadian itu, saya spontan membayangkan adakah pengaruh narkoba, miras, atau perasaan negatif tertentu si pelaku terhadap korbannya," tutur Reza.
Reza menambahkan, faktor emosional dari diri perilaku itu, disinyalir juga menyebabkan hilangnya kontrol terhadap emosi dan pikiran positif dari dalam jiwa pelaku. Sehingga menyebabkan pelaku melakukan aksi nekat untuk membunuh korban.
"Faktor-faktor semacam itu yang bisa membuat seseorang kehilangan kontrol diri. Akibatnya, aksi pembunuhan pun berlangsung brutal dan berantakan. Berantakan dalam pengertian bahwa barang bukti berceceran di mana-mana," tandas Reza. (GIB)
Baca Juga: Eks Penyidik KPK Sebut Tak Ada Alasan Lagi Firli Bahuri untuk Mangkir
pembunuhan sopir taksi online densus 88 polda metro jaya perampokan
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...