CARITAU JAKARTA - Salah satu mantan komandan militer Israel, Mayor Jenderal Ombudsman Yitzhak Brick menyebut, negaranya tersebut telah kalah perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
“Anda tidak bisa berbohong kepada banyak orang untuk waktu yang lama,” kata mantan Mayor Jenderal Ombudsman Yitzhak Brick, dalam sebuah artikel di surat kabar Maariv, Minggu (17/3/2024) waktu setempat.
“Apa yang terjadi di Jalur Gaza dan apa yang terjadi terhadap Hizbullah di Lebanon, cepat atau lambat akan menimpa kita,” ujar dia memperingatkan.
Baca Juga: Pemukim Ilegal Israel Serang Petani Palestina di Tepi Barat
Brick mengatakan bahwa Israel “tidak siap menghadapi perang regional, yang akan ribuan kali lebih sulit dan serius dibandingkan perang di Jalur Gaza.”
Mantan komandan militer itu mengkritik Kepala Staf Herzi Halevi, dengan mengatakan dia “terlepas” dari kenyataan.
“Dia sudah lama kehilangan kendali atas wilayah tersebut, tapi dia mulai menunjuk kolonel dan letnan kolonel dalam kehendaknya,” kata dia.
Mengutip Antara, Brick mengatakan hal tersebut adalah skandal paling serius sejak pembentukan tentara.
“Kita sudah kalah perang dengan Hamas, dan kita juga kehilangan sekutu-sekutu kita di dunia dalam jumlah yang sangat besar,” kata Brick.
Lebih dari 31.600 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan hampir 73.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel menolak menghentikan perangnya di Gaza sampai kembalinya lebih dari 130 sandera yang ditahan Hamas sejak Oktober lalu.
“Jika kita gagal mengembalikan beberapa korban penculikan hidup-hidup, perang ini akan memasuki kesadaran publik sebagai kegagalan terburuk dalam perang Israel sejak berdirinya negara ini, baik dari pukulan telak yang kita derita dari Hamas pada 7 Oktober 2023 maupun dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan kegagalan yang menyakitkan dalam pertempuran di Jalur Gaza,” kata Brick.
Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituntut karena melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida, dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (IRN)
Baca Juga: Tim Ahli PBB Kecam Israel Hancurkan Sistem Pendidikan Palestina
israel palestina jalur gaza pendudukan israel serangan udara perdana menteri palestina mohammad shtayyeh benjamin netanyahu
Milenial Muda Sehati: Ayo Berpolitik Riang Gembira...
Inovasi Jakarta Tourist Pass, Bank DKI Raih Jakart...
Frederik Victor Palimbong: Cagub 02 Andi Sudirman...
LSI Denny JA: Kebijakan Ekonomi di 10 Tahun Kepimp...
Tarif Listrik Tidak Naik hingga Akhir Tahun