CARITAU JAKARTA - Upaya gencatan senjata di Jalur Gaza terus diupayakan. Namun beberapa perlakuan pemukim ilegal Yahudi mengancam perdamaian di Tepi Barat, Israel. Hal tersebut diungkapkan Presiden Prancis, Kamis (21/12/2023) waktu setempat.
Berbicara di pangkalan militer tempat tentara Prancis ditempatkan di Yordania, Emmanuel Macron mengatakan pada wartawan bahwa stabilitas keamanan "di bawah ancaman."
Baca Juga: Slovenia Umumkan Bantuan US$540 Ribu untuk Pengungsi Palestina
"Saya tidak melupakan tragedi kemanusiaan di Gaza," kata Macron dikutip dari laporan Antara, Jumat (22/12/2023)
Ia menekankan bahwa gencatan senjata di wilayah kantong yang terkepung harus dilakukan untuk membuka kembali "cakrawala politik".
Menekankan bahwa sudah waktunya untuk menghukum para pemukim Yahudi yang mengancam perdamaian di Tepi Barat, dia mengatakan negaranya sedang berusaha mencegah konflik di wilayah tersebut menyebar lebih jauh.
Dia mengatakan "setiap nyawa tak berdosa yang dicuri adalah sumbangan bagi fanatisme hari ini dan besok."
"Ancaman Houthi terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah tidak dapat diterima," katanya, mengacu pada serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal komersial yang dikatakan terkait dengan Israel, dan menambahkan bahwa terdapat tentara Prancis di banyak negara di wilayah tersebut.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober yang dilakukan oleh Hamas, yang menewaskan hampir 20 ribu warga Palestina yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 52 ribu orang lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.
Juga terjadi kerusakan luas pada rumah-rumah dan infrastruktur lainnya, selain kekurangan makanan, air dan obat-obatan. (IRN)
Baca Juga: Arab Saudi Serukan Pertemuan DK PBB Sikapi Rencana Serangan Israel ke Rafah
prancis Pemukim Yahudi israel palestina jalur gaza hamas pendudukan israel
KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur Bila Iku...
Aturan Pembatasan Usia Kendaraan di Jakarta
Sejumlah Ormas dan Komunitas Dukung Kang Ridha Maj...
Polda NTT Sidik Enam WNA China yang Terdampar di P...
Israel Gerebek Kantor Televisi Qatar Al Jazeera