CARITAU MAKASSAR – Perpecahan di tubuh Partai Golongan Karya Sulawesi Selatan memanas. Ketua Harian Golkar Sulsel Kadir Halid menyebut Taufan Pawe gagal memimpin Partai Golkar Sulsel.  

“Yang membuat seperti itu adalah Taufan Pawe (TP) yang tidak bisa memimpin organisasi sebesar Partai Golkar,” kata Kadir Halid di Makassar, Senin (4/7/2022).

Baca Juga: Jembatan Andalan Pacongkang dan Jalan 500 Km Bukti Keberhasilan Andi Sudirman Sulaiman di Sulsel

Kadir bahkan mengaku di bawah kepengurusan Taufan Pawe, dirinya tak pernah dilibatkan dalam rapat internal di Sekretariat Golkar Sulsel, di Jalan Bontolempangan Makassar.

“Sampai sekarang saya belum pernah diundang untuk rapat beserta beberapa teman pengurus. Mungkin hampir setengah pengurus belum pernah diundang rapat,” bebernya. 

Bahkan adik Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid itu mengaku, dirinya sudah mengirimkan memo kepada Taufan Pawe namun belum ada respon. 

“Jadi ada memo internal sekitar dua minggu yang lalu, saya kirim ke Taufan Pawe, tapi sampai sekarang belum ada respons,” tambahnya. 

Memo dari Ketua Harian Golkar Sulsel yang ditujukan kepada Ketua Golkar Sulsel itu menyebut, sejak dikeluarkannya SK Kepengurusan DPD  Partai Golkar Sulsel pada November 2020, kepengurusan Partai Golkar Sulsel mengalami dinamika yang berdampak menurunnya soliditas dan solidaritas antarpengurus, bahkan cenderung mengarah kepada perpecahan antara pengurus. 

Ada lima poin yang dinilai sebagai penyebab, yakni:

1. 1.Berbagai keputusan yang mengatasnamakan Partai Golkar Sulsel tidak melalui mekanisme pengambilan keputusan sebagaimana diatur AD/ART serta Juklak Partai Golkar.
2.  
3. 2.Rapat-rapat yang dilakukan oleh pengurus Golkar Sulsel hanya melibatkan sebagian kecil dari 175 orang pengurus (Rapat Terbatas). Padahal Rapat Terbatas bertentangan AD/ART serta Juklak dalam pengambilan keputusan organisasi.
4.  
5. 3.Sejak terbentuknya kepengurusan pada November 2020, Partai Golkar Sulsel belum pernah melaksanakan Rakerda sehingga pengurus sama sekali tidak memiliki dasar, panduan dan pedoman melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini berdampak pada arah dan tujuan kepengurusan yang tidak jelas.
6.  
7. 4.Partai Golkar Sulsel belum pernah secara langsung melakukan konsolidasi kepengurusan, baik yang sifatnya konsolidatif, maupun pengambilan keputusan strategis. Hal ini menyebabkan kesenjangan dalam kepengurusan, di mana pelibatan pengurus dalam pelaksanaan agenda partai hanya diputuskan dan dilakukan oleh segelintir orang.
8.  
9. 5.Jika kondisi dipertahankan, maka organisasi dapat mengalami perpecahan dan sangat sulit melakukan konsolidasi pemenangan.
10.  
11. Ketua Harian Kadir Halid pun memberikan lima harapan untuk menyelesaikan lima persoalan yang ada, demi menjaga soliditas dan solidaritas Partai Golkar Sulsel demi menyongsong Pilpres dan Pemilu Legislatif 2024. (KEK)

Baca Juga: BNPB: 12 Desa di Latimojong Luwu Terisolasi Dampak Banjir dan Longsor