CARITAU JAKARTA - Puluhan ribu tenaga medis dan tenaga kesehatan dari lima organisasi profesi kesehatan resmi di Indonesia, plus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan mahasiswa, Senin (5/6/2023), memenuhi Jalan Gatot Subroto di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, untuk menggelar aksi menolak Omnibus Law Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan.
Baca Juga: Aksi Demo di Depan DPR RI Dibubarkan Paksa Aparat
Puluhan ribuan tenaga medis dan tenaga kesehatan itu datang dari berbagai daerah, termasuk Aceh, Banten dan Sulawesi.
Kelima organisasi profesi kesehatan yang menurunkan massa ini adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), dan IAI (Ikatan Apoteker Indonesia).
Dari tulisan-tulisan pada spanduk dan poster yang dibawa, terungkap beberapa tuduhan mereka terhadap Omnibus Law RUU Kesehatan yang saat ini tengah dibahas di DPR tersebut, yakni:
1. RUU Kesehatan merupakan titipan asing dan kalangan kapitalis (pemilik modal);
2. RUU Kesehatan merupakan bentuk liberalisasi dan kapitalisasi di bidang kesehatan, sehingga dengan tegas mereka menolaknya;
3 RUU Kesehatan akan membuat para dokter dan tenaga kesehatan dari luar negeri membanjiri Indonesia, sehingga akan membuat dokter dan tenaga kesehatan lokal dapat tersingkir;
4. Ada pasal dalam RUU Kesehatan yang dapat membuat tenaga media dan tenaga kesehatan mengalami kriminalisasi; dan
5. RUU Kesehatan memecah belah profesi kesehatan.
“Kalau DPR tidak mencabut,bahkan mengesahkan RUU Kesehatan, kita lakukan mogok nasional! Setuju?!” teriak orator dari PPNI dari atas mobil komando
“Setuju ….!” sahut massa aksi.
Orator dari IDI mengeritik keras perilaku anggota DPR, karena katanya, saat menjelang Pemilu, para anggota DPR itu mendatangi mereka agar dipilih menjadi anggota DPR.
“Tetapi setelah kita pilih, mereka justru tidak mewakili aspirasi kita, melainkan mengakomodir kepentingan asing dan para kapitalis! Di Pemilu 2024 kita jangan pilih lagi mereka! Setuju?!” teriaknya.
“Setuju ….!” sahut massa aksi.
Dalam aksi ini, para tenaga medis dan tenaga kesehatan juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan kebijakan pemerintah dan DPR yang lebih mengakomodir kepentingan asing dibanding menyejahterakan bangsanya sendiri.
Dalam aksi ini diusung sebuah keranda dan dibentangkan spanduk bertuliskan “Turut Berduka Cita Atas Matinya Hati Nurani Penguasa dan Parlemen Bangsa Indonesia”.
Teatrikal ini digelar karena sesungguhnya sejak pemerintah menyerahkan RUU Kesehatan ke DPR, para tenaga medis dan tenaga kesehatan telah menolak RUU itu, tetapi aspirasi mereka tak kunjung didengar.
Pula, RUU itu dibuat dengan mekanisme yang dinilai tidak transparan, tidak disertai adanya naskah akademik yang dibahas bersama pemangku kepentingan dengan masyarakat, dan diduga kuat penyusunannya melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku. (DID)
Baca Juga: Dinilai Gagal Mensejahterakan Rakyat, Civitas UNJ Desak Jokowi Mundur
aksi unjuk rasa tenaga medis dan kesehatan tolak omnibus law uu kesehatan ancam mogok nasional
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...