CARITAU MAKASSAR - Dunia maya kini menjadi sasaran utama para buzzer untuk menyebarkan berita hoax dalam rangka pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Ancaman di dunia maya memang patut menjadi perhatian utama. Masyarkat jangan sampai gampang diadu domba hanya karena perbedaan pilihan di kontestasi Pemilu.
Baca Juga: KPU Putuskan Gelar Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur 9 dan 10 Maret 2024
Sosiolog Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jalaluddin Basyir menilai, konten-konten terkait Pilpres 2024 adalah salah satu yang harus menjadi perhatian.
Jalal melihat, sudah banyak yang mengarah ke hal negatif yang dapat memecah belah masyarakat hanya karena perbedaan pilihan.
"Itu karena saya lihat media sosial yang harusnya dapat digunakan sebagai media desiminasi gagasan visi dan misi Capres dan Cawapres tidak diisi dengan hal-hal produktif," katanya.
Sekalipun, kata dia, sejauh ini pihak kepolisian belum menemukan ancaman serius. Konten-konten yang sifatnya saling menjelek-jelekkan sudah harus ditertibkan.
"Karena jangan sampai jika terus dibiarkan dan didiamkan komentar-komentar negatif tersebut cepat atau lambat dapat berpotensi menimbulkan fiksi sosial di akar rumput terutama karena yang selalu jadi korban dari politik praktis adalah masyarakat," bebernya.
"Perlu disadari bahwa secara psikologi sosial umpatan kebencian, ejekan, dan hinaan itu awal dari munculnya permusuhan yang berpotensi melahirkan dari sikap eksklusif sampai ekstrimisme," tandas mahasiswa S3 Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. (KEK)
Baca Juga: Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran Pasca Debat Cawapres 46,7%
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...