CARITAU MAKASSAR - Viral di berbagai platform media sosial (Medsos), seorang bayi berusia 51 hari asal Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) meninggal dunia usai mengalami pendarahan di bagian tangan saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji Makassar.
Bayi tersebut mengalami pendarahan pada bagian tangan tempat pengambilan sampel darah. Hal itu diduga menjadi penyebab meninggalnya bayi tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Bedah Anak RSUD Labuang Baji, dr Munawir Makkadafi mengungkapkan, anak tersebut mengidap penyakit sumbatan pada bagian usus.
Sebelum dirawat di RSUD Labuang Baji, bayi tersebut terlebih dahulu dirawat di Rumah Sakit (RS) Pertiwi Makassar. Namun karena tak bisa ditangani, akhirnya orang tua korban berinisiatif membawa ke RSUD Labuang Baji.
"Pasien memang datang sendiri walaupun sebelumnya sudah dirawat di RS lain (RS Pertiwi). Datang ke kita membawa hasil lab dan foto rongseng. Di mana hasil foto rongsengnya itu memang ada kecurigaan ada sumbatan pada bagian usus," katanya saat menggelar Konferensi Pers di RSUD Labuang Baji menanggapi postingan yang beredar bahwa pasien meninggal dunia diduga salah suntik, Selasa (28/2/2023) sore.
"Kondisi anak saat datang kesini HB-nya sangat rendah sekirar 7,8 kemudian kita cek di sini menjadi 6. Artinya apa, HB-nya terlalu rendah," sambungnya.
Menanggapi isu liar yang berkembang terkait dugaan salah suntik, dr Munawir membantah hal tersebut. Pasalnya, pihaknya tidak pernah melakukan penyuntikan pada bayi tersebut.
"Jadi bukan salah suntik, (yang mengalami pendarahan) pada bekas pengambilan sampel darah di RSUD Labuang Baji dan di rumah sakit sebelumnya, itu yang berdarah. Jadi tidak salah suntik, bekas pengambilan sampel darahnya yang berdarah dan itu yang kita hentikan, jadi kita sudah penanganan awal pada pendarahan seperti itu dan sudah berlangsung bagus," bebernya.
Ia mengatakan, pihaknya ingin melakukan transfusi darah. Jadi sampel darahnya diambil oleh RSUD Labuang Baji pada daerah siku tangan kanan.
"Yang kiri sudah diambil di RS sebelumnya (RS Pertiwi). Jadi sudah kita hentikan darahnya, kita sudah usaha menghentikan itu. Jadi itu bukan tempat untuk menyuntik ya, tapi tempat untuk mengambil sampel darah. Jadi sampel darah (diambil) untuk pemeriksaan untuk lab-lab yang diperlukan untuk operasi," bebernya.
Jadi, lanjut dia, sudah dipastikan bahwa korban mengalami pendarahan bukan karena salah suntik. Akan tetapi tempat pengambilan sampel darah.
"Sudah bisa dipastikan bukan karena suntikan. Karena memang tidak ada suntikan yang masuk di daerah tempat pengambilan sampel darah," lanjutnya.
Terkait penyebab kematian pasien sendiri belum bisa dipastikan. Meskipun begitu ia tak menampik pasien meninggal akibat kekurangan darah.
"Kalau saya bisa jadi, karena anaknya masih akan kita melakukan pelacakan kenapa bisa berdarah dan itu terjadi di perawatan, tidak berlangsung berterus-terusan. Itu masih kita lacak apakah ada gangguan," katanya.
"Kalau penyebabnya tentunya banyak. Untuk kasus seperti itu tentunya dengan sumbatan pada usus. Infeksi kuman yang sudah masuk dalam pembuluh darah. Artinya kalau sudah terjadi seperti itu tindakan menghentikan sumber infeksinya. Untuk tindakan seperti ya memang kita harus pastikan HB-nya dulu. Karena langsung dilakukan operasi jelek juga," tambahnya lagi.
Prosesnya, kata dia, memang pihaknya terlebih dahulu memperbaiki kondisi korban dulu.
"Baru kemudian kita merencanakan untuk lakukan operasi emergency, tapi tidak serta merta harus kita lakukan kalau kondisi umumnya tidak merugikan. Kita persiapkan transfusi dan segala macamnya dan kita pindahkan dari UGD masuk ke perawatan PICU ruang khusus perawatan untuk anak. Namun kondisinya terus menurun hingga akhirnya pada saat jam 5 lewat (Selasa, 28 Februari 2023) dinyatakan meninggal dunia," tandasnya. (KEK)
rsud labuang baji bayi 51 hari meninggal dunia dugaan malapraktik
Sudah Dirasakan Maysarakat, Ini Sederet Bukti Kine...
Komitmen Prabowo dalam Memulihkan UMKM dan Ketahan...
Cawagub 02 Fatmawati Rusdi Dinobatkan Sebagai Pere...
Panglima Dozer Instruksikan Relawan Gaspol Menangk...
DKPP Lantik 228 Tim Pemeriksa Daerah untuk Pilkada...