CARITAU MAKASSAR - Nasib malang menimpa Nurmawaddah (30), seorang wanita asal Kabupaten Gowa, Sulsel menderita penyakit payudara tidak dilayani dengan baik pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji.
Akibatnya, ia terpaksa harus terus menahan rasa sakit dari penyakit yang dideritanya. Padahal dia sangat berharap bisa mendapatkan penanganan dari pihak rumah sakit, namun hanya disuruh pulang.
Baca Juga: Polisi Ringkus Pelaku Pembunuhan Pria Paruh Baya di Makassar
Kakak Nurmawaddah, Adam (36) menceritakan bagaimana kejadian malang itu harus dialami keluarganya. Di mana awalnya, pada Jumat, 26 Mei, ia membawa sang adik ke rumah sakit tersebut.
Sebelum itu, dirinya yang baru tiba di rumah kaget melihat adiknya mengeram kesakitan. Setelah dicek, ternyata kondisi payudaranya parah pasca dioperasi.
Ada cairan nanah bercampur darah terus keluar dari payudaranya, sehingga ia memutuskan untuk membawa sang adik ke rumah sakit. Waktu itu, menunjukkan sekitar pukul 20.00 WITA.
"Awalnya saya pulang. Saya lihat adekku, kenapa ini langsung masuk di kamar, Pas kulihat ternyata (payudaranya) keluar nanah, darah. Seperti air mancur parah itu," ujarnya.
Dari situ, ia kemudian mengajak sang adik untuk ke rumah sakit, sekalipun ajakan itu sempat mendapatkan penolakan karena sebelumnya, dia juga sempat ke beberapa rumah sakit lainnya, namun hanya sekedar diberikan obat saja, lalu disuruh pulang.
Ia pun meyakinkan sang adik, karena yang akan didatangi ini adalah rumah sakit berbeda, yaitu di RSUD Labuang Baji.
"Saya bawa ke sana Labuang Baji, Sampai di sana, saya bilang ini ada pasien, tapi tidak ada respond, lama jka lagi di sana, sabar jka (menunggu), sampai saya ji lagi angkat adek, cari tempat (di UGD). Tidak dia layanika (petugas rumah sakit)," ungkapnya.
Sampai disitu, Adam mengaku masih bisa bersabar. Ia kemudian tetap menunggu di bagian UGD, berharap bisa segera medapatkan penanganan setelah melaporkan adiknya yang menderita diduga infeksi pada bagian payudaranya pasca menjalani operasi benjolan sekitar dua minggu lalu.
"Kemudian saya tunggu-tunggu lagi responds dari UGDnya, lama. Di pintunya ka berdiri (kantor staff), saya tanya staff di sana bisa mka dibantu kah kodong pak, lama ja berdiri," akunya yang saat itu mulai kesal dengan pelayanan di rumah sakit tersebut.
Setelahnya, beberala saat kemudian salah seorang dokter keluar dari sebuah ruangan, dengan sigap Adam langsung meminta pertolongan kepada dokter tersebut. Namun, bukannya langsung ditangani, sang dokter hanya memberikan konsultasi saja.
"Keluar dokter dia cuman cerita, nasehati pulang ke rumah, minum obatnya adek ta, kasih istirahat. Terus ganti perban setiap hari," ujar Adam menirukan kembali perkataan sang dokter yang identitasnya tak ia ketahui.
Adam lanjut membalas, kalau penanganannya seperti ini, tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Menurut dia, adiknya butuh penanganan lebih, tidak sekedar diminta minum obat dan beristirahat.
Ditambah lagi, perkataan sang dokter, disampaikan tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas penyakit adiknya. Kata dia, bahkan dokter itu sama sekali tidak menyentuh adiknya.
"Karena ini adek di payudaranya terus keluar nana dan darah tidak berhenti, kaya air mancur. Nah bikin adek selama ini susah tidur karena tahan sakitnya itu," bebernya.
Mendengar itu, sang dokter sempat mengarahkan Adam untuk melakukan registrasi administrasi dengan maksud agar bisa ditangani. Namun, ada penyampaian kalau penanganannya hanya seputar ganti perban dan diberi obat lagi.
"Jadi saya bilang mi, kalau seumpamanya alasannya di labuan baji juga begini, jangan mi saya registrasi mendaftar, istirahat di rumah saja," kesalnya.
Akhirnya Adam memilih pergi. Ia membawa pulang sang adik yang masih dalam keadaan menahan rasa sakit. Dirinya mengaku kecewa, sehingga memilih akan mencari rumah sakit lain yang bisa melayani pasien dengan baik, dan melakukan penanganan sesuai yang diharapkannya.
Dari pengakuan Adam sendiri, keesokan harinya dia datang ke Rumah Sakit Wahidin. Di sana, adiknya langsung mendapatkan penanganan.
Nanah serta darah yang tidak hentinya keluar dari bekas operasi di bagian payudaranya terus dikeluarkan dokter di sana. Kemudian, dibolehkan pulang untuk beristirahat.
"Akhirnya adekku bisa tenang-tenangmi saya lihat istirahat tadi," kata Adam yang dihubungi, Sabtu (27/5/2024) malam.
Terpisah, Direktur Utama RSUD Labuang Baji yang berulang kali berusaha dikonfirmasi wartawan tidak merespon hingga berita ini diterbitkan. (KEK)
pasien penyakit payudara rsud labuang baji gowa makassar rumah sakit
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...