CARITAU MAKASSAR - Seorang bayi berusia 51 hari, AF meninggal dunia diduga adanya malapraktik saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji, Kota Makassar, Sulsel, Selasa (28/2/2023) pagi.
Dugaan malapraktik tersebut muncul, karena orang tua korban menduga anaknya mengalami pendarahan karena perawat yang menangani AF berulangkali melakukan penyuntikan untuk diambil sampel darahnya.
Ayah AF, Aco Sukri menjelaskan, pendarahan hebat terjadi saat putra sulungnya itu dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Labuang Baji.
"Jadi tidak keluar darahnya pas mau diambil sampelnya, sampai itu perawat panggil temannya untuk dibantu. Setelah beberapa kali pindah titik untuk disuntik baru ada. Tidak lama setelah itu pendarahan ini anak saya," katanya, Selasa (28/2/2023).
Olehnya, ia menduga adanya malapraktik yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Pasalnya penanganan yang diberikan oleh perawat dan dokter yang ada saat itu tidak berhasil menghentikan pendarahan tersebut.
"Kami kira seperti itu (malapraktik) Pendarahan ini berlangsung lama, cuma disuruh tutup saja pakai perban. Kalau itu perbannya dibuka, keluar lagi itu darah seperti orang habis teriris pisau," bebernya.
Aco menceritakan bahwa dirinya membawa anaknya ke RSUD Labuang Baji pada Senin (27/2/2023) sore sekitar pukul 17.00 Wita karena kelainan usus yang dideritanya.
Setelah mendapat penanganan di IGD, pendarahan yang terjadi di lengan kanan anaknya itu tak berhenti hingga putra sulungnya itu meninggal dunia pada Selasa (28/2/2023) sekitar pukul 05.00 Wita.
"Saking banyaknya darah yang keluar itu sempat ditransfusikan, padahal ini anak bayi. Nanti meninggal itu anak saya baru berhenti juga keluar itu dara dari lengan kanannya," jelasnya.
Aco juga menyayangkan penanganan yang diberikan oleh perawat dan dokter yang berada di RS Labuang Baji. Betapa tidak, saat AF menjalani perawatan intensif di ruang perawatan dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Labuang Baji para perawat dan dokter terkesan lelet.
"Kalau kita panggil itu lama sekali baru datang, padahal ini anak saya pendarahan terus jadi harus selalu diganti perbannya karena penuh dengan darah. Dokter yang menangani juga saling panggil, panggil dokter ini, panggil dokter itu. Bahkan pas sebelum meninggal itu sempat dia bilang tidak ada dokter," jelasnya.
Aco pun mengaku ikhlas atas kepergian putra sulungnya itu untuk selama-lamanya. Namun dia menyayangkan penanganan yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang terkesan tidak profesional. Dia pun mengaku akan mendiskusikan kejadian ini dengan pihak keluarga untuk mengambil langkah hukum.
"Saya ikhlas, bagaimana pun kita semua akan sampai di titik itu (kematian). Nanti tergantung istri saya seperti apa apakah akan melapor ke polisi atau seperti apa," tandasnya. (KEK)
rsud labuang baji bayi 51 hari meninggal dunia dugaan malapraktik
Sudah Dirasakan Maysarakat, Ini Sederet Bukti Kine...
Komitmen Prabowo dalam Memulihkan UMKM dan Ketahan...
Cawagub 02 Fatmawati Rusdi Dinobatkan Sebagai Pere...
Panglima Dozer Instruksikan Relawan Gaspol Menangk...
DKPP Lantik 228 Tim Pemeriksa Daerah untuk Pilkada...