CARITAU JAKARTA - Usai pandemi Covid-19 mereda, masyarakat kembali dihebohkan dengan adanya virus penyakit yang jadi pembicaraan di media sosial. Penyakit yang dimaksud adalah penyakit yag diakibatkan virus Nipah yang diberitakan membuat geger India, usai dua orang meninggal akibat infeksi virus tersebut.
Selain korban meninggal dunia, di Kerala negara bagian India, tiga orang termasuk salah satunya anak-anak dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus Nipah.
Ramainya pemberitaan tentang virus Nipah membuat masyarakat khawatir jika virus ini dapat menyebar virus Corona.
Lantas, apa sebenarnya apa virus Nipah? Dilansir dari laman halodoc.com, Virus Nipah termasuk dalam virus zoonosis, atau virus yang penyebarannya ditularkan dari hewan ke manusia. Virus Nipah termasuk dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.
Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antarmanusia. Jika seseorang terinfeksi, hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit asimtomatik hingga penyakit pernapasan akut hingga ensefalitis fatal. Seseorang yang mengidapnya perlu mendapatkan penanganan segera agar tidak menyebabkan kematian.
Kelelawar buah adalah adalah salah satu hewan reservoir untuk penyakit ini, artinya bibit penyakit dapat berada di dalam tubuhnya dan menimbulkan penularan pada makhluk lainnya. Bukan hanya manusia, virus ini juga dapat menyebabkan masalah yang fatal pada hewan ternak seperti babi. Maka dari itu, seseorang yang mengonsumsi daging babi atau kelelawar berisiko untuk terserang infeksi dari virus nipah.
Sementara itu, dilansir dari keterangan Kemenkes RI, penyakit virus Nipah ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya.
Penyakit yang disebabkan virus Nipah bukanlah penyakit baru. Penyakit virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999. Efeknya berdampak hingga Singapura.
Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian. Namun, sampai saat ini belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia.
Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara, termasuk Indonesia.
Gejala Jika Terinfeksi Virus Nipah
Baca Juga: Sabu 1,6 Kg Asal Malaysia Berhasil Digagalkan Masuk Kepri
Mengutip data dari WHO, seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Ada yang tanpa gejala (asimptomatis) tapi ada juga yang alami infeksi saluran napas akut (ISPA) hingga ensefalitis fatal.
Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan. Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.
Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.
Lalu, masa inkubasi virus atau waktu timbul gejala umumnya 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Tetapi, ada laporan yang menyebut masa inkubasi bisa mencapai 45 hari. Sementara, rata-rata angka kematian atau case fatality rate diperkirakan berkisar antara 40-75%. (IRN)
Baca Juga: Malaysia Jajaki Investasi Sektor Hunian dan Pendidikan di IKN
Virus Nipah Penyakit Virus Nipah Infeksi Virus Nipah [New] India kerala virus zoonosis Sungai Nipah malaysia
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024