CARITAU MAKASSAR - Seorang jemaah haji asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) viral di berbagai platform media sosial (Medsos).
Pasalnya jemaah haji kelompok terbang (kloter) 32 Embarkasi Makassar yang diketahui bernama M Arif Dg Rate itu ingin pulang ke kampung halamannya dengan menggunakan ojek usai menjalankan tawaf di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.
Baca Juga: Diduga Alami Hoarding Disorder, Wanita Ini Timbun Banyak Sampah di Kamar Kos
Dalam video itu, salah seorang petugas jemaah haji bertanya kepada Arif Dg Rate karena melihat seorang Lansia itu berjalan seorang diri,
"Bapak ini mau ke mana," tanya petugas haji dalam video tersehut.
Sontak, Arif Dg Ratr langsung menjawab celetukan seorang petugas haji tersebut.
"Mau ke Takalar, naik ojek," jawabnya.
Hal itu kemudian membuat petugas haji menjelaskan kepada Dg Rate bahwa tidak ada ojek di Masjidil Haram, Arab Saudi.
"Tidak ada ojek di depan pak. Ini di Mekkah, bukan Takalar," jawab petugas haji.
Meskipun begitu, sang kakek berusia 68 tahun itu tetap kekeh untuk mencari ojek dan pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Takalar.
Menanggapi hal itu, Ketua Keloter 32, Ambo Tuo membenarkan terkait kejadian tersebut. Di mana, kejadian tersebut terjadi pada 17 Juni 2023 lalu.
"Beliau ini kita sama-sama semua Tawaf Umrah wajib malam tanggal 17 yang dimulai pada 11 malam sampai pagi. Jadi beliau bersama dengan anak menantunya dan istri itu berada sama dengan rombongan lain. Kita sama-sama satu kloter kecuali yang tidak diberangkatkan kategori menggunakan kursi roda," katanya, Selasa (20/6/2023).
Saat melakukan tawaf, kata dia, kondisi ingatan M Arif Dg Rate masih bagus. Ambo menyebut M Arif Dg Rate mengidap penyakit demensia atau pikun sehingga terkadang sulit diajak komunikasi.
"Saat tawaf awal, beliau masih bagus dan memang komunikasinya sering salah sebut atau biasa jawabannya tidak nyambung dia termasuk golongan dimensi. Biasa lain ditanya lain dijawab," tuturnya.
Meski mengalami demensia, Ambo menyebut kondisi fisik M Arif Dg Rate dalam kondisi fit dan prima. Bahkan, kata Ambo, Arif sempat melakukan tawaf sebanyak tiga putaran.
"Pada putaran ketiga yang bersangkutan terpisah dengan rombongan. Dengan alasan dia tidak bisa jalan dan mau keluar. Sehingga istrinya pun sempat dia tahan tetapi tidak bisa sehingga istrinya tetap lanjut (tawaf)," sebutnya.
"Jadi yang bersangkutan sampai tiga putaran. Dia tidak ditemukan oleh rombongan terutama oleh keluarganya, sehingga keluarganya melanjutkan tahapan tawaf," sambungnya.
Usai menjalani tawaf dan salat sunnah, dirinya bersama menantu dan istrinya mencari Arif tapi tidak ditemukan. Arif sempat ditemukan oleh petugas, tetapi saat bersama istri Arif yang tidak ditemukan.
"Pertama ditemukan, lalu begitu temukan istrinya yang tidak ada didekatnya. Sehingga disimpan yang suaminya dicari lagi yang satu. Baru dicari lagi hilang lagi ini yang satu bapak ini," bebernya.
Saat itulah, Ambo menelepon Ketua Regu bernama Jamaluddin untuk mencari M Arif Dg Rate dan istrinya di hotel. Saat itu, ia meminta kepada ketua regu untuk langsung kembali ke hotel dan tidak mencari M Arif Dg Rate.
"Jadi saya suruh Jamaluddin untuk kembali ke hotel tidak usah dicari dan saya bilang InsyaAllah beliau akan kembali. Ternyata setelah tiba di kamar lebih duluan Bapak Dg Rate bersama istrinya tiba di hotel atau kamar," tuturnya.
Ambo mengaku Arif bisa kembali ke hotel setelah diantar oleh petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) yang berada di sekitar Masjidil Haram.
"Ternyata dia diantar oleh pihak Linjam yang ada sekitar Ka'bah. Di sekitar Masjidil Haram itu ada petugas sektor yang bertugas, sehingga jemaah kita secara cepat bisa dideteksi jika ada yang keluar dari rombongan untuk mendapatkan bantuan," tandasnya. (KEK)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...