CARITAU JAKARTA - Viral di platform X.com, sebuah siaran langsung daru stasiun televisi Ekuador TC pada Selasa (9/1/12024) dibajak oleh sekelompok orang bersenjata yang diduga mafia. Dalam video tersebut, mereka juga terlihat menembakkan senjata dan berteriak.
Dihimpun dari sejumlah sumber, peristiwa tersebut diduga sebagai buntut dari pernyataan Presiden Daniel Noboa yang mengeluarkan dekrit yang menyatakan 22 geng sebagai organisasi teroris.
Dalam video terlihat, sekelompok orang yang mengenakan balaclava atau penutup kepala dan sebagian besar berpakaian hitam, terlihat mengacungkan senjata dan menghampiri staf yang berkerumun sebelum pasokan makanan dihentikan.
Beberapa di antaranya menunjuk ke arah kamera sambil berteriak "tidak ada polisi". Sementara itu, Polisi nasional Ekuador mengatakan di media sosial bahwa mereka sedang mengevakuasi studio saluran publik tersebut di Guayaquil, memverifikasi kondisi staf di sana dan sambil mengupayakan kembali kondusifitas keamanan.
Dalam unggahannya, Polisi di Guayaquil mengkonfirmasi terdapat 13 penangkapan. Pernyataan tersebut juga dilengkapi dengan foto-foto pria muda tergeletak di lantai dengan tangan terikat di belakang punggung.
Kronologi
Insiden di stasiun televisi Ekuador TC tersebut terjadi setelah penculikan peristiwa penculikan tujuh petugas polisi dan serangkaian ledakan yang terjadi sehari setelah Noboa mengumumkan keadaan darurat.
Ekuador TC merupakan televisi yang mengudara secara nasional bersama dengan lembaga penyiaran publik lainnya, Gamavision, dan beberapa stasiun radio.
"Para penyerang masuk dan menyerang staf di sana dan meninggalkan dinamit," kata koordinator berita dan reporter TC Leonardo Flores Moreno, dikutip dari laporan Reuters.
“Kami sedang rapat dan mereka memberi tahu kami dan kami bisa bersembunyi,” tambah Flores.
Ia sendiri tidak berada di panggung saat pengambilalihan, namun mengatakan dua orang di TC terluka. Ia hanya mendengar suara helikopter di atas atap.
“Kami tidak tahu apa yang terjadi, masyarakat gelisah, banyak rekan Gama dan TC yang bersembunyi,” kata Flores.
Tetapkan Darurat Militer
Tak lama usai peristiwa pembajakan stasiun televisi Ekuador TC, Presiden Ekuador Daniel Noboa memerintahkan operasi militer, pada Selasa (9/1/2024)Noboa menyatakan negaranya berada dalam kondisi konflik bersenjata internal, hanya beberapa jam setelah para gangster mendeklarasikan perang.
Kondisi mencekam di Ekuador meningkat karena dipicu oleh kaburnya salah satu bos kriminal paling berkuasa di Ekuador dari penjara. Ekuador sudah lama menjadi surga damai yang diapit oleh eksportir kokain terkemuka Kolombia dan Peru.
Ekuador juga telah menyaksikan kekerasan meledak dalam beberapa tahun terakhir, ketika geng-geng musuh yang memiliki hubungan dengan kartel Meksiko dan Kolombia bersaing untuk mendapatkan kendali. “Saya telah memerintahkan angkatan bersenjata untuk melakukan operasi militer untuk menetralisir kelompok-kelompok ini,” tulis Noboa di media sosial, dikutip dari The New Arab, Rabu (10/1/2024). (IRN)
ekuador Presiden Ekuador Geng bersenjata kartel narkoba Darurat Militer David Noboa
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024