CARITAU QUITO - Presiden Ekuador, Daniel Noboa, mengaku memerintahkan penyerbuan ke Kedutaan Besar Meksiko di Quito pada Jumat (5/4/2024), demi kepentingan keamanan nasional.
"Saya telah membuat keputusan luar biasa demi menjamin keamanan nasional, undang-undang, dan kehormatan rakyat yang menolak kekebalan apa pun bagi pelaku kejahatan, pejabat korup, dan teroris narkoba," kata Presiden Noboa, Senin (8/4/2024).
"Tugas saya adalah melaksanakan putusan hukum, dan kita tidak boleh membiarkan pelaku kejahatan, yang telah dinyatakan bersalah atas kejahatan serius, mencari suaka," katanya.
Media lokal melaporkan, kepolisian Ekuador menyerbu Kedubes Meksiko pada Jumat malam hingga Sabtu (6/4/2024) dengan kendaraan bersenjata untuk meringkus mantan Wakil Presiden Ekuador, Jorge Glas, yang berlindung di sana.
Glas mencari perlindungan di kedubes untuk menghindari hukuman penjara atas tuduhan korupsi.
Sejumlah diplomat Meksiko dilaporkan terluka dalam penyerbuan itu.
Menyusul kejadian tersebut, Meksiko seperti dirilis Antara memutuskan hubungan diplomatik dengan Ekuador. Meksiko juga akan melayangkan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) dan meminta pengadilan tersebut mengecam tindakan Ekuador.
Insiden itu mendapat kecaman dari sekitar 20 negara di Benua Amerika. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Uni Eropa, Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), dan Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) juga turut mengecam tindakan pemerintah Ekuador itu. (BON)
Dindik Kota Madiun Terapkan Pembiasaan Empat Bahas...
Pemburu Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon A...
Hendra/Ahsan Melaju 16 Besar Thailand Open
Ritual Upacara Pemandian Buddha Rupang di Semarang
Israel Tolak Resolusi PBB Tentang Keanggotaan Pale...