CARITAU JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai, pertemuan antara Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah merepresentasikan keharmonisan konstelasi politik nasional menjelang pilpres 2024. 

Ujang mengatakan, dengan terwujudnya pertemuan antara Puan dan AHY sekaligus membantah kabar isu stigma perang dingin antara PDIP dan Demokrat yang dinilai akan abadi dalam kancah politik nasional.

Baca Juga: Kampanye Prabowo Subianto di Minahasa

Hal itu lantaran, persaingan antara Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono dari 2004 hingga 2014 nampaknya akan mulai terkikis seiring pertemuan antara Puan Maharani dan AHY di pelataran Hutan Kota, Senayan pada Minggu (18/6/2023) kemarin.

"Komunikasi politik yang terlihat dalam pertemuan kemarin bahwa dalam menghadapi pemilu 2024 atau pemilu selanjutnya 2029 menyepakati bangsa ini jangan sampai bercerai berai, harus bersatu dan tetap terjaga," kata Ujang saat dihubungi, Senin (19/6/2023). 

Sebab, menurutnya, dengan terlaksananya pertemuan antara Puan dan AHY sekaligus telah memanifestasikan hubungan yang baik antar elite PDI Perjuangan dan partai Demokrat yang mempertegas bahwa peran partai politik dapat juga menjaga stabilitas negara. 

Selain itu, Ujang melihat, bahwa pertemuan itu sekaligus sebagai bentuk pesan bahwa dalam membangun bangsa tidak bisa berdiri sendiri lantaran dibutuhkan persatuan agar mencapai tujuan bersama menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, maju dan makmur. 

"Kalau elitenya tidak akrab berkonflik akan diikuti oleh yang di bawah pendukungnya, oleh karena itu saya melihat pertemuan itu menjadi pertemuan bersejarah untuk kepentingan bangsa bukan sekedar untuk membangun koalisi," tandas Ujang. (GIB/DID)

Baca Juga: Pengemasan Logistik Pemilu 2024 di Aceh Barat