CARITAU JAKARTA – Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait menyayangkan sikap Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang hingga saat ini belum terbuka mengenai faktor penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak yang saat ini tengah merebak dan menimbulkan puluhan korban jiwa.
Jika kondisi ini terus terjadi, menurut Arist akan menimbulkan kepanikan masyarakat lantaran minimnya informasi valid mengenai penyebab gagal ginjal akut dan berapa jumlah anak yang meninggal dunia.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Anak, KPAI: Belum Ada Pertanggungjawaban dari Pemerintah
"Meningkatnya kasus anak gagal ginjal Akut di Indonesia, membuat masyarakat panik, juga para pekerja peduli anak di Indonesia geram dan menilai gagalnya pemerintah yakni Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam memberikan jaminan kesehatan kepada anak di Indonesia," kata Arist dalam keterangan tertulis yang diterima caritau.com, Jumat (21/10/2022).
Menurut dia, seharusnya pemerintah dapat mengantisipasi potensi penyebaran penyakit gagal ginjal akut pada anak karena sebelumnya World Health Organitation (WHO) melaporkan bahwa telah ditemukan kasus serupa di Gambia pada awal Januari lalu yang menyebabkan 69 anak tewas.
"Kejadian itu membuat WHO meresponnya agar dunia waspada terhadap bahan kimia etilen glikol dan dietilen glikol," kata Arist.
Dalam hal ini, Arist menyesalkan langkah dan sikap pemerintah yang tidak merespon apa yang telah disampaikan oleh WHO pada Januari lalu. Menurut Arist, langkah pemerintah yang diduga menyepelekan laporan tersebut dapat berakibat maraknya kasus itu di Indonesia saat ini.
"Bagaimana tidak, sesungguhnya pemerintah melalui RSCM sudah mengetahui kasus anak gagal ginjal akut, namun baru di bulan oktober ini pemerintah melaporkannya dan langsung panik padahal sudah diketahuinya sejak bulan Januari 2022, namun dibiarkan,"jelas Arist.
Oleh sebab itu, Arist bersama seluruh pekerja peduli anak yang tergabung dalam Komnas PA telah membuka posko pengaduan 'Waspada anak gagal ginjal' di sejumlah kantor Perwakilan Komnas PA yang tersebar di beberapa kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia.
Kata dia, langkah itu dilakukan sebagai salah satu upaya kongkret Komnas PA guna memitigasi penyebaran virus serta memberikan perlindungan terhadap anak di Indonesia.
"Untuk memberikan perlindungan anak dari ancaman gagal ginjal akut, Komnas PA telah membuka Posko Waspada anak gagal ginjal akut di Kantor Komnas Anak dan di beberapa kantor perwakilan Komnas Perlindungan di beberapa kota, kabupaten dan provinsi," tutur Arist.
Selain itu, Arist menambahkan, guna mencegah penyebaran penyakit gagal ginjal akut pada anak di bawah umur lima tahun semakin meluas, Komnas PA meminta pemerintah menyetop sementara obat sirup anak yang mengandung etilen glikol.
"STOP Paracetamol. Unibebi dan Thermorex Sirup," tandas Arist.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI umumkan lima produk obat sirop di Indonesia yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) melampaui ambang batas aman, namuin belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat yang dimaksud memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.
Dikutip dari laman resmi BPOM RI, www.pom.go.id di Jakarta, Kamis (20/10/2022), kelima produk itu di antaranya:
1.Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan dus, botol @60 ml.
5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan dus, botol @15 ml.
BPOM telah melakukan uji sampel terhadap 39 bets dari 26 sirop obat yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang diduga digunakan pasien gagal ginjal akut sebelum dan selama menjalani perawatan di rumah sakit. (GIB)
Baca Juga: PT Pharos Indonesia Lakukan Penarikan Sukarela Obat Praxion Akibat Temuan Kasus Gagal Ginjal
gagal ginjal akut kesehatan anak etilen glikol obat mengandung etilen glikol komnas pa
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...