CARITAU JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menyoroti perihal munculnya nama Erick Thohir yang disebut-sebut sebagai calon kuat pendamping bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.
Terlebih, nama Erick Thohir selalu dikaitkan dengan adanya rumor cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi). Munculnya nama Erick Thohir dalam bursa calon wakil presiden (Cawapres) diusulkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca Juga: KPU RI Umumkan 1.747 TPS Gelar Penghitungan Suara Ulang di 18 Provinsi
Ujang menilai, bergabungnya PAN dan Golkar ke KKIR serta munculnya nama Erick Thohir sebagao pendamping Prabowo di kontestasi Pilpres 2024, tak terlepas dari cawe-cawe Presiden Jokowi yang bermain dibelakang layar.
Sebab, menurutnya, ke empat ketua umum partai yang tergabung didalam KKIR, saat ini merupakan pembantu dalam periode pemerintahan Presiden Jokowi. Secara tidak langsung ditenggarai bakal ditunjuk Presiden Jokowi untuk melanjutkan program pemerintahannya.
Disisi lain, Ujang menilai, peluang Erick Thohir di dalam KKIR untuk mendampingi Prabowo pada kontestasi Pilpres 2024 bisa saja terjadi. Namun sebagai pendatang baru, Erick harus bersaing terlebih dahulu dengan sejumlah nama yang juga cukup kuat yaitu Cak Imin, Airlangga dan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
"Jadi ternyata harus bersaing dulu di internal koalisi tersebut, dengan dua nama tersebut. Jangan lupa saingan terberat Erick Thohir di koalisi Prabowo adalah sebenarnya Gibran," ungkap Ujang kepada caritau.com, pada Selasa (22/8/2023).
Selain itu, dirinya menuturkan, bahwa peluang Erick Thohir menjadi Cawapres Prabowo bisa jadi kandas ditengah jalan apabila Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan batas usia minimum Capres Cawapres berubah menjadi 35 tahun.
'Kalau itu terjadi yang pasti Erick Thohir mundur, karena Gibran kan anaknya Jokowi, anaknya Presiden pasti ya Erick Thohir kan mundur. Tetapi kalau Gibran nya tidak mau tidak jadi," tutur Ujang.
"Erick Thohir diyakini punya peluang menjadi Cawapresnya Prabowo bersaing dengan Cak Imin dan Airlangga," sambungnya.
Kendati demikian, menurut Ujang, peluang soal siapakah sosok yang dapat mendampingi Prabowo, tergantung lobi-lobi dalam koalisi. Tak cuma itu, dia juga memiliki finansial yang kuat, sebagai modal politik.
"Jadi tergantung nanti kompromi-komprominya, bagi baginya seperti apa. Peluangnya ada masih fifty-fifty peluangnya. Kan perlu kompromi dan kompensasi. Jadi para calon harus Kompromi dengan Gerindra, PKB dan Golkar," tutur Ujang.
"Ya kalau saya lihat Erick Thohir kalau ingin menjadi Cawapres ya harus didorong juga oleh banyak pihak. Ya jokowi harus dorong, partai politik harus dorong, koalisi-koalisi tergabung juga harus didorong," lanjutnya.
Ujang menambahkan, faktor lain yang harus di siapkan oleh Erick Thohir dalam menuju pilpres 2024 jika ingin dipasangkan dengan Prabowo yakni harus membangun interaksi komunikasi yang cukup intens dengan parpol pendukung Prabowo termasuk juga dengan Presiden Joko Widodo.
"Jadi seandainya Erick Thohir menjadi Cawapres harus memberikan sebuah kompensasi kepada Golkar, PAN dan PKB, kompensasi itu ya politik maupun kompensasi finansial," terang Ujang.
"Erick Thohir ingin menjadi Cawapres Prabowo harus mendapat dorongan dari Presiden Jokowi, dan dorongan dari Partai lain juga bukan hanya PAN, karena PAN sudah jelas Erick juga harus mendapatkan dukungan juga dari PKB dan juga Golkar yang sama sama ingin ketua umumnya jadi Cawapres dan juga akan bersaing dengan erick thohir," terang Ujang. (GIB/DID)
Baca Juga: Prabowo Optimistis Masa Depan Indonesia Gemilang
prabowo subianto erick thohir cawapres cawe-cawe jokowi pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...