CARITAU RAMADHAN – Menjelang memasuki bulan suci Ramadhan, masyarakat suku Bugis dan suku Makassar di Sulawesi Selatan mempunyai ritual yang sama dengan sebutan berbeda. Jika suku Makassar menyebutnya ritual 'Suru Maca', maka masyarakat suku Bugis menyebutnya 'Massuro Baca'.
Ritual Suru Maca dan Massuro Baca sejatinya memiliki arti sama, yakni membaca atau berkirim doa buat para leluhur dan nenek moyang yang telah mendahului berpulang menghadap Sang Illahi.
Baca Juga: Ghibah Buat Pahala Puasa Jadi Percuma
Ritual itu sudah ada sejak nenek moyang dan sampai sekarang masih dilestarikan.
Sunti (60), pria Bugis yang tinggal di Desa Bontomanai, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba mengatakan, ritual itu telah ada sejak dahulu dan masih terus dilestarikan oleh kerluarganya.
"Menjelang puasa pasti kami melakukan ritual Massuro Baca dan ini sudah turun temurun," katanya, Sabtu (2/4/2022).
Menurut Sunti, saat hendak melakukan Massuro Baca biasanya tersedia beberapa makanan khas Bugis-Makassar.
"Nanti ada seorang tokoh agama atau kami biasa menyebutnya ‘Pabbaca-baca’ yang membakar kemenyan dan membacakan doa-doa untuk para leluhur yang telah menghadap Sang Illahi," jelasnya.
Setelah Pabbaca-baca membacakan doa, para keluarga pun berkumpul untuk menyantap makanan yang telah dihidangkan.
Biasanya para tetangga diundang untuk makan bersama-sama dengan niat saling berbagi dalam hidupbermasyarakat. .
"Tetangga sekitar juga dipanggil atau dibawakan makanan yang telah dibacakan doa tadi, agar bersama-sama mendapatkan berkah dari Allah SWT," kata Sunti.
Makanan yang biasanya disediakan dalam ritual Massuro Baca di antaranya opor ayam, ayam goreng tumis, serta nasi ketan dua warna, yakni ketan putih dan berbagai warna lain.
"Kita juga sediakan makanan kesukaan para leluhur kita. Itu tadi misalnya ada nasi ketan. Atau kita sediakan pisang dan lain-lainnya," jelas Sunti.
Setelah itu, biasanya masyarakat pergi berziarah ke makam orang tua atau leluhur, juga berziarah ke makam-makam para penyiar islam di Sulsel.
"Jadi ini budaya yang sampai saat ini masih dilakukan dan tetap dilestarikan," tandasnya.(KEK)
Baca Juga: Pembakaran Salinan Al-Qur'an Terjadi di Norwegia, Qatar Layangkan Protes Keras
1443 h bugis bulan suci ramadhan massuro baca puasa suru maca
Kemenpora Nobar Dukung Timnas Indonesia U-23 Lolos...
Polisi Masih Gali Motif Pembunuhan Wanita dalam Ko...
Gunung Merapi Muntahkan 15 Kali Guguran Lava Sejau...
Polisi Selidiki Penyebaran Konten Pornografi di Ja...
Pameran Asia Pacific Media Forum 2024 di Bali