CARITAU JAKARTA - Menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Tak hanya orang tua, namun juga anak-anak. Bagi orang tua tentu terkadang mengajarkan anak berpuasa memiliki tantangan tersendiri. Terlebih jika usia anak baru lepas balita dan baru akan menjalankan ibadah puasa pertamanya.
Baca Juga: MUI Kembali Ingatkan Soal Fatwa Haram Produk Israel
"Lihat dulu apakah anak sudah siap mencoba berpuasa. Cirinya, memiliki ketertarikan untuk mencoba berpuasa. Kalau kita berpuasa dia bertanya untuk apa puasa dan sebagainya, apalagi kalau anak sudah cukup besar. Berarti dia sudah mulai tertarik tentang puasa," ujar dia dalam media briefing Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai "Puasa pada Anak" secara daring, Kamis (6/4/2023).
Bernie yang menjabat sebagai Ketua 3 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengatakan anak yang tertarik mencoba berpuasa bisa bertanya pada orangtua tentang puasa misalnya cara dan manfaat.
Orangtua, sambung dia, sebaiknya memberikan pengetahuan sesuai pemahaman anak tentang makna berpuasa yakni bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar tetapi juga ada hal lain.
"Kalau anaknya masih umur lima tahun, berbeda cara bicara kita dengan anak-anak yang lebih besar," ujar Bernie.
Dia lalu mengingatkan agar orangtua tak memaksakan anak yang belum mencapai akil baligh atau tanda kedewasaan untuk berpuasa. Sementara, untuk memperkenalkannya berpuasa sebelum akil baligh, sebenarnya tak ada batasan usia resmi.
"Tidak ada batasan usia resmi, itu tergantung dari kesiapan anak dan dari orangtua. Memang di literatur dikatakan anak usia enam hingga tujuh tahun, anak memang sudah lebih mandiri, tubuhnya sudah lebih berkembang," jelas Bernie.
Untuk membantu anak siap berpuasa, orangtua bisa memintanya mencoba berpuasa selama beberapa jam terlebih dulu atau menghentikan dulu pemberian makanan yang disukai anak pada waktu berpuasa. Orangtua kemudian dapat melatih anak menahan haus dan lapar selama setengah hari dan menambah waktu berpuasa sesuai kemampuan anak hingga akhirnya bisa berpuasa hingga maghrib.
"Kalau bisa puasa setengah hari, beri pujian. Besok mungkin bisa ditambah, dia merasa melakukan sesuatu yang benar. Jadilah contoh yang baik bagi anak. Umumnya anak akan mencoba kalau melihat anaknya berpuasa," kata Bernie.
Bernie menuturkan, berpuasa saat Ramadhan memiliki manfaat bagi perkembangan seorang anak salah satunya melatih mengendalikan diri karena saat berpuasa terjadi perubahan yang cukup banyak yakni pola tidur dan bangun serta pola makan dan minum.
Berpuasa juga melatih anak untuk bersabar yakni dengan menunggu waktu untuk berbuka puasa, melatihnya disiplin mengingat ada aturan dalam berpuasa selama Ramadhan seperti kapan harus berbuka puasa serta membantu mencegah terjadinya obesitas. (IRN)
Baca Juga: Ini Cara Puasa yang Aman saat Ramadan Bagi Penderita Diabetes Menurut Praktisi Kesehatan
puasa ramadan mengenalkan puasa anak konsultan tumbuh kembang anak dokter spesialis
Pasca Banjir Bandang di Nagari Koto Tuo
Aksi Warga Tutup Jalan Wisata Senggigi
Masker untuk Warga Terdampak Abu Vulkanik Gunung I...
Gunung Ibu di Malut Kembali Erupsi Lontarkan Abu V...
RI-China Jajaki Kerja Sama Bangun Pusat Riset Peng...