CARITAU JAKARTA - Menahan diri dari makan dan minum di siang hari adalah kewajiban saat menjalankan ibadah Puasa. Selain menahan lapar dan haus, salah satu satu tantangan besar lainnya yang dialami kebanyakan orang saat berpuasa adalah rasa kantuk yang sering muncul sedang bekerja.
Lantas, sebenarnya apa saja yang menjadi alasan seseorang menjadi lebih mudah mengantuk saat puasa? Pembimbing Kesehatan Kerja Muda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Bonnie Medana Pahlavie, MKK mengatakan, sering mengantuk saat berpuasa merupakan tanda bahwa tubuh sedang tidak bugar.
"Mengantuk (saat puasa) itu salah satu warning bahwa tubuh kita dalam keadaan tidak bugar," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu saat diskusi daring, Selasa (11/4/2023).
Baca Juga: Wujudkan Misi Dirikan Apotek di Seluruh Indonesia, Kimia Farma Bidik Layanan di Papua Pegunungan
"Bugar itu next level-nya dari sehat. Orang sehat, belum tentu bugar. Tapi orang bugar, tentu sehat," ujarnya.
Adapun penyebab tubuh tidak bugar saat berpuasa di antaranya kurang istirahat atau buruknya kualitas tidur, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat olahan, tidak mengonsumsi gizi seimbang, dehidrasi, hingga kurangnya aktivitas fisik.
Menurut Bonnie, ada dua komponen yang perlu diperhatikan untuk mengetahui apakah tubuh sedang dalam kondisi bugar atau tidak, yaitu komponen yang berhubungan dengan kesehatan dan komponen yang berhubungan dengan keterampilan.
Komponen yang berhubungan dengan kesehatan adalah kekuatan otot, komposisi tubuh atau indeks massa tubuh (IMT), kelenturan atau fleksibilitas tubuh, dan daya tahan jantung dan paru.
Sedangkan komponen yang berhubungan dengan keterampilan adalah kecepatan dalam menggerakkan tubuh, kecepatan reaksi terhadap rangsangan, power untuk bekerja secara eksplosif, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi seluruh bagian tubuh.
Bonnie mengatakan setiap orang bisa melakukan pengukuran terhadap kebugaran tubuhnya secara mandiri dengan dua metode yaitu rockport atau berlari kecil sejauh 1,6 kilometer dan tes jalan selama enam menit.
"Kalau rockport, yang dihitung adalah waktunya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berlari sejauh 1,6 kilometer. Sedangkan tes jalan enam menit yang dihitung adalah jaraknya, seberapa jauh dia bisa berjalan dalam waktu tersebut," jelas Bonnie.
Saat ini, Bonnie mengatakan, dilansir dari Antara, pengukuran kebugaran dapat dilakukan lebih mudah dengan mengunduh aplikasi SIPGAR yang dikembangkan oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI.
Melalui aplikasi tersebut, pengguna akan mengetahui status kebugaran tubuhnya lalu mendapatkan rekomendasi latihan fisik dan olahraga yang sesuai guna meningkatkan kebugaran.
Adapun cara untuk meningkatkan kebugaran saat puasa secara umum, menurut Bonnie, adalah dengan memilih asupan yang baik saat sahur, kelola istirahat dengan baik, berolahraga, dan tidak berbuka puasa secara berlebihan.
"Dengan begitu kita bisa meningkatkan imunitas dan kebugaran kita. Produktivitas pun akan meningkat, begitu juga dengan ibadah tentu akan meningkat," Bonnie menjelaskan. (IRN)
Baca Juga: Semangat Ramadan dan Toleransi, Katedral Manchester Jadi Tempat Buka Bersama Umat Muslim
puasa ramadan kesehatan metabolisme tubuh indeks massa tubuh kadar gula darah
RSUD Ulin Banjarmasin Segera Buka Layanan Kedokter...
Indonesia Lolos Semifinal Piala Uber, Kalahkan Tha...
Polisi Selidiki Kematian Napi Lapas Semarang
Kenaikan Tarif PBB Jakarta
Perempat Final Piala Thomas Indonesia vs Korsel, K...