CARITAU JAKARTA – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menetapkan Johanis Tanak menjadi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2018-2023 menggantikan Lili Pintauli Siregar yang mengundurkan diri.

Dalam pemilihan Wakil Ketua KPK, DPR memberlakukan mekanisme pemilihan dengan sistem voting tertutup. 

Baca Juga: Tetapkan Tersangka Eddy Hiariej, KPK Sebut Miliki Cukup Bukti

Johanis memperoleh suara terbanyak dengan jumlah 38 dari 54 suara. Adapun I Nyoman Wara meraup 14 suara, serta 1 suara lainnya dinyatakan tidak sah dan 1 suara lainnya tidak hadir.

"Hasil perhitungan, voting dengan sistem one man one vote, dengan nama I Nyoman jumlah suara 14 dan saudara Johanis Tanak 38 suara. Total 53 suara sesuai jumlah kehadiran,” jelas Adies Kadir selaku Wakil Ketua Komisi III DPR dalam rapat di Komisi III, Rabu (28/9/2022).

Adies mengatakan setelah pengganti Lili Pintauli diumumkan, pimpinan DPR akan menyampaikan hasilnya kepada Presiden. “Nanti kami laporkan ke pimpinan, kemudian pimpinan yang sampaikan ke Presiden,” ucap dia.

Dalam prosesi pemilihan tersebut, pihak DPR RI mempersilahkan kedua calon Pimpinan KPK itu untuk menyampaikan visi-misinya jika terpilih.

Johanis Tanak mengawali pembahasannya dengan sejarah lembaga antirasuah itu diperlukan Indonesia. Kata dia, korupsi membuat kinerja pemerintah terganggu, sehingga pembangunan di Indonesia tidak pernah terealisasi.

 “Kenapa pencegahan? Agar anggaran yang tersedia untuk pembangunan tidak disalahgunakan. Sebelum disalahgunakan, dicegah,” kata dia.

Sementara, Nyoman memperkenalkan trilogi pemberantasan korupsi. Trilogi itu, yakni pembangunan kesadaran, penguatan sistem, dan penindakan.

"Kami sebut sebagai optimalisasi dari apa yang sudah dilaksanakan pemerintah maupun KPK. Selama ini Indonesia sudah punya KPK dengan berbagai kewenangan SDM sarana dan prasarana," sebut Nyoman dalam sesi uji kelayakan. (RMA)

Baca Juga: Firli Bahuri Masih Hadiri Gelar Perkara, KPK Mengaku Belum Terima Surat Keppres