CARITAU JAKARTA - Puasa memiliki dua dimensi yaitu lahir dan bathin. Puasa lahir adalah puasa dengan standar ilmu fikih (ilmu hukum Islam) bagi orang awam. Sedangkan puasa batin adalah puasa dengan standar ilmu tasawuf (ilmu rohani Islam) bagi orang khusus.
Malah di kitab Ihya Ulumuddin, bab: Rahasia Puasa, Abu Hamid Al-Ghazali menjelaskan dalam kitabnya ini syarat-syarat untuk menjalani puasa Ramadhan secara lahir dan syarat-syarat untuk menjalani puasa Ramadhan secara bathin.
Demikian kalimat pembuka dari KH Abu Hurairah Abd Salam saat menyampaikan kajian dalam program Hikmah yang mengupas soal ‘Puasa Lahir dan Puasa Bathin’ di hadapan jamaah Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (14/4/2023). Program tersebut diadakan sebelum memasuki pelaksanaan sholat utama Jum’at berjamaah.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Awal Ramadan 1445 H Jatuh pada Selasa 12 Maret 2024
Menurutnya bahwa sarat-syarat puasa Ramadhan secara lahir diantaranya: Mengetahui awal bulan Ramadhan dengan melihat hilal atau mendengar pernyataan seorang terpercaya mengenainya.
Kemudian ada niat puasa secara jelas, bisa satu kali niat untuk sebulan bisa juga niat di setiap malam. Lalu menahan diri dari masuknya sesuatu ke dalam lubang tubuh secara sengaja dan juga menahan diri untuk tidak bersetubuh.
"Nah, penahanan diri tersebut, dilakukan sejak adzan Shubuh hingga adzan Maghrib,” ucapnya.
Diuruikan KH Abu Hurairah secara lebih rinci bahwa syarat-syarat puasa batin di antaranya adalah mengendalikan mata dari hal-hal yang tidak terpuji dan dibenci. Serta hal-hal yang menyibukkan hati dari selain mengingat Allah SWT. Lalu menjaga mulut dari perkataan buruk, mencegah telinga dari mendengar ungkapan jelek, mencegah anggota tubuh melakukan dosa.
Tidak banyak makan ketika buka puasa dan malam harinya, kemudian setelah berbuka puasa. Hati berada di antara harapan dan ketakutan, karena tidak tahu apakah puasa tadi diterima atau ditolak oleh Allah SWT.
“Bagi orang yang setiap hari hobinya makan, minum dan melampiaskan nafsu, tentunya syarat-syarat puasa lahir mungkin sangat berat. Bila yang menjadi persoalan kita hanya urusan tidak makan, tidak minum dan tidak berhubungan suami istri, maka kita masih taraf awam,” ujarnya.
Masih dalam kajian di program ‘Hikmah‘, kata dia, seharusnya level dan kualitas puasa kita meningkat. "Hari ini mestinya lebih baik daripada kemarin. Kalau kemarin kita masih di tingkat awam yang puasanya berkutat dengan persoalan fikih, maka hari ini dan seterusnya, sepatutnya beranjak menuju kelas khusus yang bergelut dengan batin atau rohani," ungkapnya.
Namun, lanjut KH Abu Hurairah, apabila kualitas puasa kita meningkat, maka ‘jarak‘ kita dengan Allah SWT semakin ‘dekat‘. Jika kita ‘dekat‘ dengan Allah SWT, maka hajat kebutuhan kita jauh lebih mudah dipenuhi oleh Allah SWT.
"Karena itu, seharusnya kita sudah mulai belajar memenuhi syarat – syarat puasa batin, selain tetap menjalankan syarat-syarat puasa lahir. Dengan menjalani puasa batin yang melengkapi puasa lahir, maka kita tidak sekadar menahan lapar, dahaga dan hawa bafsu saja. Tetapi juga mengendalikan mata, mulut, telinga, hati dan seluruh jiwa raga,” katanya.
Di sisi lain lagi, sebut KH Abu Hurairah, yang kita hindari bukan hanya yang haram dan yang syubhat? Tetapi juga menjauhi hal – hal yang tidak bermanfaat yang sia-sia, karena akan mengotori hati dan batin kita, meskipun itu halal menurut syariat. Sebab, inti dari puasa adalah al-Imsak yaitu menahan atau mengendalikan diri.
Maksudnya adalah mengendalikan ego, mengendalikan hawa nafsu termasuk juga mengendalikan amarah.
“Apabila seseorang berhasil sampai ke tahap ini, maka ibadah puasanya dapat dikatakan berhasil menumbuhkan pencerahan ruhaniyah. Kemudian yang berdampak pada kecerahan berpikir dan kecerahan berperilaku ditengah masyarakat. Wallahu ‘alam bisshawwab,” tutup KH Abu Hurairah. (DID)
Baca Juga: Kemenag: Pemantauan Hilal di Gorontalo Terhalang Awan
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...